JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur Eksekutif Imprasial Poengky Indarti menilai Letjen (Purn) Sutiyoso tidak layak untuk menduduki jabatan strategis sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Pasalnya, kata Poengky, mantan Pangdam Jaya itu memiliki rekam jejak buruk terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.
"Sutiyoso memiliki catatan buruk soal HAM, yakni peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1998 (Kudatuli) di DPP PDIP, saat itu kasus besar yang gak mampu diatasi dengan baik, beliau juga diduga terlibat kasus penculikan Semanggi," ungkapnya di Jakarta, Kamis (11/6/2015).
Selain itu, beber Poengky, Sutiyoso juga diduga memiliki peran atas pembunuhan aktivis HAM Munir. "Terlibat pembunuhan kasus Munir," tambah dia.
Dia menandaskan bahwa saat menjadi gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dikenal sering meratakan pemukiman warga.
"Gubernur yang hobi menggusur, gak sesuai dengan Nawacita," terangnya.
Di samping itu, Poengky berpendapat bahwa penunjukan Sutiyoso menjadi kepala BIN oleh Presiden Jokowi terkesan politis dan transaksional.
"Gak sesuai dengan janji Jokowi di masa awal (kamanye) gak akan bagi-bagi kekuasan," tutup dia.(yn)