KLATEN (TEROPONGSENAYAN) --Tren kasus positif COVID-19 di Solo Raya dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih meningkat. Sebagai wilayah yang termasuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level empat, permintaan layanan ambulans di Solo Raya terbilang tinggi.
“Kami menyediakan lima unit ambulans, untuk membantu warga yang keluarganya terpapar Covid-19,” ujar anggota DPR RI Dapil V Solo Raya, Singgih Januratmoko.
Ia mengingatkan warga selama PPKM untuk terus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas.
“Patuhi protokol kesehatan dan jangan keluar rumah bila tidak penting. Silaturahim dan ngobrol dengan kawan dan sanak famili bisa dilakukan dengan video call, chatting, atau bertelepon,” ujarnya.
Teknologi sangat memungkinkan menyelesaikan banyak hal, tanpa harus bertemu.
“Mungkin saja layanan ambulans bisa didapatkan, tapi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit kian sulit,” ujarnya.
Ia juag mendorong masyarakat meningkatkan imunitas dengan mengkonsumsi protein hewani seperti daging ayam dan telur. Menurut Singgih, ia menyediakan lima unit ambulans Singgih Januratmoko Center (SJC), untuk membantu warga di Boyolali, Klaten, dan Kota Solo.
Sementara itu, Ariyanto koordinator ambulans SJC yang juga koordinator pemakaman Covid-19 di Klaten, menegaskan agar masyarakat patuh protokol kesehatan, karena kapasitas rumah sakit untuk pasien Covid-19 terbatas.
“Setiap hari dalam 24 jam, selalu ada panggilan ambulans, untuk mengantar pasien kritis,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19. Pasalnya, dalam kondisi PPKM tingkat empat, tim ambulans SJC menerima puluhan panggilan siang dan malam. “Panggilan antar pasien maupun pengantaran jenazah sangat tinggi, kami kerap kewalahan,” paparnya.
Menurutnya, saking banyaknya panggilan pada hotline SJC, tim tak bisa menangani semua permintaan.
Kru ambulans saat ini, menurutnya, menerapkan prosedur yang ketat dalam mengantar pasien Covid-19 maupun non-Covid-19 ke rumah sakit. Semuanya diperlakukan seperti sama, antara lain kru ambulans wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) dan setiap ambulans usai melaksanakan tugas melalui proses dekontaminasi oleh tim di pangkalan.
“Kami menyadari tim ambulans juga memiliki keluarga, jangan sampai mereka membawa virus corona sampai di rumah. Untuk itu, tim juga kami dekontaminasi atau pensterilan semua,” ujar Ariyanto.
Menurut Ariyanto, kesulitan saat ini yang adalah tabung oksigen. “Harganya mengamuk. Biasanya tabung oksigen kecil yang ada dalam ambulans harganya Rp700.000, saat ini bisa mencapai Rp6 juta,” keluhnya.