JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kini orang lebih mengenal Al-Jazeera saat ingin mengetahui berita-berita internasional terutama dari kawasan Timur Tengah. Kalau soal kabar di kawasan Eropa, rujukan kita ada CNN atau BBC atau AFP (Perancis). Lalu bagaimana tentang Indonesia?

Bukankah kita punya Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara? Anggota Komisi I DPR Prof Bachtiar Aly berharap kiprah Antara bisa seperti Al-Jazerra. "Mari kita lihat contoh kantor berita nasional di negara lain. Misalnya, Aljazeera. Mereka memiliki trademark yang baik. Seluruh kantor berita luar negeri bekerja sama dengan Aljazeera karena korespondennya tersebar, bukan hanya di Timur Tengah, namun juga internasional," tutur anggota Fraksi Nasdem ini.

Dia ingin pemerintah memberikan perhatian penuh agar peranan Antara tetap vital sebagai sumber pemberitaan yang aktual dan terpercaya. Sebab, yang terjadi saat ini, peranan Antara sudah mulai digantikan oleh lembaga pemberitaan yang diselenggarakan oleh swasta.

"Antara belum bisa agresif dalam melihat tren di masyarakat. Bukankah LKBN Antara memiliki pengalaman yang panjang di dunia jurnalisme, yakni sejak 1937," ujar Bachtiar, Jumat (12/6/2015). Sebelumnya, keprihatinan itu
sudah dia lontarkan dalam rapat kerja (rajker) Komisi I DPR dengan mita kerjanya yaitu Kementerian Komunikasi dan Informsi (Kominfo), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Informasi Pusat (KIP), Dewan Pers, dan LKBN Antara, Rabu (10/6/2015).

Menurut Bachtiar, dulu LKBN Antara selalu menjadi rujukan pemberitaan nasional maupun internasional karena kapasitasnya sudah mumpuni sebagai kantor berita. KIni gregetnya semakin berkurang karena bersaing juga dengan media lain.

"Agar Antara hebat seperti Aljazeera, paling tidak, pemerintah harus merealisasikan tiga skala prioritas untuk Antara, yakni dukungan finansial, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi. Tanpa itu, sangat mustahil," ujar anggota DPR dari Daerah Pemilihan Aceh ini. (b)