Berita
Oleh Aswan pada hari Rabu, 18 Agu 2021 - 05:59:23 WIB
Bagikan Berita ini :

Ingin Hidup Damai, Taliban Akhiri Permusuhan

tscom_news_photo_1629241163.jpg
Jajaran komandan kelompok Taliban beserta pengawal tampak di ruang kerja presiden Afghanistan (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Taliban mengumandangkan pesan damai dalam konferensi media pertama mereka di Kabul, Selasa (17/8), semenjak berhasil menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan, pada akhir pekan.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menggemakan kembali jaminan dari pejabat kelompok tersebut yang berusaha menenangkan kekhawatiran bahwa perebutan Kabul bakal berbuah kembali eksekusi dan hukuman publik seperti dua dekade lalu.

"Kami tak ingin mengulangi konflik, perang lagi, dan kami ingin menghilangkan faktor-faktor konflik," kata Mujahid melalui penerjemah.

"Permusuhan telah berakhir, dan kami ingin hidup damai. Kami tidak menginginkan musuh, baik internal maupun eksternal," lanjutnya.

Ia mengatakan pemerintahan yang baru akan dibentuk sesegera kondisi di Kabul memungkinkan.

Mujahid juga kembali menyinggung soal hak perempuan, aspek yang menjadi kekhawatiran utama publik internasional atas Afghanistan. Menurut Mujahid, hak perempuan akan dihargai dan kaum Hawa diizinkan untuk bekerja serta belajar, juga aktif di masyarakat.

"Namun dengan kerangka Islam," kata Mujahid menambahkan.

Mereka juga menjanjikan pengampunan atau amnesti bagi mantan anggota tentara dan polisi Afghanistan. Mujahid mengatakan penerjemah dan kontraktor yang bekerja dengan pasukan internasional sejak 2001 tidak akan dirugikan.

"Tidak ada yang akan menyakiti kalian, tidak ada yang akan menggedor pintu kalian," kata Mujahid.

Ia juga menambahkan bahwa Taliban berharap masyarakat yang panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan mengejar pesawat di Bandara Kabul beberapa waktu lalu akan tetap tinggal, dan membantu membangun kembali negara tersebut.

Taliban juga berjanji bahwa Afghanistan, yang menurut Badan Pengawasan Narkoba PBB sebagai sumber heroin dunia, akan bebas dari narkotika.

Mereka meminta masyarakat internasional untuk membantu petani setempat mengembangkan tanaman alternatif. Petani Afghanistan telah sejak lama mengandalkan opium sebagai mata pencaharian.

Taliban sebelumnya menyatakan perang di Afghanistan sudah berakhir setelah kelompok itu menduduki istana kepresidenan di Kabul pada Minggu (15/8).

"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin (Taliban). Mereka menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," ujar juru bicara Kantor Politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al-Jazeera, yang dikutip Reuters, Senin (16/8).

Ia kemudian berkata, "Terima kasih, Tuhan. Perang di negara ini telah berakhir."

Sementara itu, Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh, mengatakan dirinya masih berada di dalam negara tersebut dan kini menjadi penjabat presiden.

Dalam kicauan melalui akun media sosial, Selasa (17/8), Saleh menyebutkan bahwa secara aturan dirinyalah sebagai pemimpin tertinggi yang sah bila presiden tidak ada. Ia yang tak diketahui posisinya juga menolak tunduk terhadap Taliban.

"Menurut aturan jelas Konstitusi Republik Islam Afghanistan, dalam hal Presiden tidak hadir, melarikan diri atau meninggal, Wakil Presiden Pertama akan menjadi penjabat Presiden," kata Saleh.

"Saya berada di dalam negeri dan saya secara hukum dan sah bertanggung jawab atas posisi ini. Saya berkonsultasi dengan semua pemimpin negara untuk memperkuat posisi ini," pungkasnya.

tag: #afghanistan  #taliban  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement