JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno menyatakan saat ini inovasi perlu dilakukan di segala bidang, termasuk industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Syaratnya adalah bergeser dan inovatif dalam penetapan target pasar sesuai kebutuhan yang juga bergeser, serta perlu jeli menentukan peluang pasar.
“Digitalisasi merupakan pergeseran kebutuhan yang perlu diadopsi oleh pelaku usaha khususnya UMKM. untuk itu diperlukan uluran tangan berbagai pihak. Dengan demikian, adaptasi, kolaborasi, dan inovasi menjadi bagian yang tak terpisahkan,” kata Sandi Uno dalam Seminar Nasional Magister Manajemen-Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mercu Buana (UMB) yang diselenggarakan secara daring, di Jakarta, Rabu (18/8/2021).
Pasalnya, di sektor kreatif juga mengalami penurunan laju pertumbuhan akibat pandemi, namun ada dua sub-sektor atau tiga sub-sektor yang justru malah bertumbuh di tengah masa sulit ini, yaitu aplikasi, game developer, serta televisi dan radio.
“Mereka malah tumbuh di tengah-tengah pandemi,” tegasnya.
Oleh karena itu, pada seminar yang dihadiri hampir 3.000 peserta tersebut, Menparekraf Sandi Uno juga memberikan tagline untuk membuka wawasan inovasi, yaitu Gercep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama), dan Gaspol (Garap Segmen potensial).
Sandi Uno juga berharap UMB dapat bersatu bersama Kemeparekraf untuk meningkatkan kapasitas SDM di sektor ekonomi kreatif.
“Saya lihat ada perubahan tren pariwisata dan ini perlu digali oleh institusi pendidikan dan rekan-rekan dari sisi akademisi,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama,Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana (UMB), Dr. Erna Sofriana Imaningsih mengatakan, kekhawatirannya akan pandemi yang akan menyebabkan multiplier effect pada sektor ekonomi, utamanya pada penciptaan lapangan kerja yang turun drastis.
"Kami sangat mendunkung program pemerintah melalui Kemenparekraf untuk menumbuhkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Hal ini akan mendorong para pelaku ekonomi, UMKM untuk bertransformasi dari konvensional menjadi kreatif,” ujarnya.
Hal itu diamini, Rektor UMB, Prof Ngadino Surip, menurut dia, kampusnya UMB sudah on the track dalam menciptakan lapangan pekerjaan di mana mereka telah menyediakan lulusan yang dirancang untuk menciptakan lapangan pekerjaan, dan motor penggerak pembangunan.
“Universitas Mercu Buana (UMB) terus meningkatkan diri untuk memberikan kontribusi nyarta untuk bangsa dan negara. Tentunya dengan menciptakan generasi penerus yang dapat diandalkan,” paparnya.
Sementara itu, Dosen FEB UMB Ririn Wulandari yang juga moderator seminar mengatakan, di balik dampak buruk yang dihasilkan pandemi, ada hal positif yang dihasilkan yaitu sebagai pendorong untuk para inovator memunculkan produk inovasi yang baik.
Kondisi sempit dan kisruh ini justru tidak disia-siakan oleh para inovator, sesuai teori inovasi disrupsi dari Christensen, bahwa inovasi muncul karena kondiisi disrupsi. Menurut Ririn apabila dilakukan bersama-sama akan menjadi lompatan luar biasa untuk membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya.