JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 266 miliar untuk menggairahkan kembali industri perfilman.
Dana itu berasal dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kemenparekraf, agar perfilman Indonesia bisa bangkit setelah terdampak pandemi.
Sandiaga mengatakan, Program PEN Film terbagi ke dalam 3 skema. Yaitu skema promosi, skema pembelian lisensi, dan skema produksi.
"Skema promosi bertujuan untuk membantu mempromosikan film-film Indonesia terpilih yang akan tayang atau film siap tayang. Skema promosi pada tahun ini diperuntukkan untuk 40 film panjang atau film layar lebar," kata Sandiaga dalam siaran persnya, Minggu (3/10/2021).
Kemudian, skema pembelian lisensi sebagai upaya memberikan apresiasi bagi pemilik film Indonesia dan meningkatkan ketersediaan film berkualitas. Serta, skema produksi untuk komunitas film pendek atau dokumenter daerah.
Pendaftaran untuk skema promosi sudah dibuka mulai dari 1-10 Oktober 2021 yang dapat diketahui lebih lanjut dengan mengakses penfilm.kemenparekraf.go.id.
Sementara itu, skema pembelian lisensi dan skema produksi masih dalam tahap pembahasan.
“Harapannya adalah ini bisa menggerakkan sektor perfilman, dan membuka lapangan kerja kembali seluas-luasnya,” ujar Sandi.
Hingga saat ini, sudah ada 1.164 layar bioskop yang sudah kembali dibuka. Jumlah itu bisa bertambah, jika hasil evaluasi menunjukkan bioskop tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Syaratnya, pengelola bioskop harus disiplin menerapkan protokol kesehatan standar, serta menjalankan aturan tambahan dari pemerintah.
Dimulai dari pengunjung yang boleh masuk adalah yang berusia 12-60 tahun, wajib memakai masker, kemudian scan kode QR melalui aplikasi PeduliLindungi, menggunakan hand sanitizer yang disediakan dan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk bioskop.
Pengunjung dengan suhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius tidak boleh masuk. Para staf bioskop dan pengunjung harus sudah menerima vaksinasi lengkap, bukan hanya vaksin dosis pertama.
Para staf juga harus menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, serta face shield. Kemudian, kapasitas bangku bioskop hanya 50 persen dan pengunjung tidak diperbolehkan untuk makan maupun minum selama berada di area bioskop.
Selain itu, pengunjung dianjurkan membeli tiket terlebih dahulu secara online untuk meminimalisasi sentuhan.
“Kami meyakini jika menerapkan protokol kesehatan tentunya bioskop ini semakin banyak yang dibuka. Untuk saat ini sudah ada 1,164 layar yang mulai dibuka dan uji coba ini akan kita lakukan secara bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan,” kata Sandi.
Menurut Sandi, perfilman adalah salah sektor yang menjanjikan dalam memberikan kontribusi ekonomi pada negara. Pada 2019, kontribusi industri film terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp 15 triliun.
“Mudah-mudahan uji coba pembukaan bioskop ini bisa membangkitkan kembali ekosistem bioskop dan film-film nasional,” ujarnya.