JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Adanya pemberitaan tentang Muhammad Kece alias Muhamad Kosman marak di jagat maya.
Muhammad Kece adalah seorang Youtuber yang melontarkan narasi-narasi kebencian, dan berpotensi memecah belah bangsa.
Konten yang dibuat Muhammad Kece, jelas-jelas tidak sesuai dengan narasi kebangsaan yang telah dan sedang dibangun oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam membangun solidaritas, gotong royong, menjaga persatuan-kesatuan, dan menolak segala indikasi yang menistakan agama.
Namun, BPIP yang justru sedang gencar-gencarnya membangun narasi-narasi kebangsaan, pluralisme, nasionalisme dan gotong royong tersebut, justru diberitakan seolah memberikan dukungan pada Muhammad Kece, dalam bentuk menetapkannya sebagai Duta Pancasila.
Plt Sekretaris Utama BPIP, Dr. Drs. Karjono SH, MHum menegaskan, kabar tersebut merupakan berita bohong. Tidak sesuai dengan fakta yang ada.
"Menjadi keprihatinan bagi kami bahwa media-media berita online tidak memenuhi kaidah cover both side menyebarkan berita bohong tanpa di-cross check terlebih dahulu. Tokoh publik pun seharusnya memberikan teladan dan panutan kepada masyarakat, untuk cerdas bermedia sosial," papar Karjono dalam keterangannya, Minggu (22/8).
Menurutnya, narasi yang disebarkan oleh Muhammad Kece merupakan narasi yang bersifat destruktif, menyebar kebencian, dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga, narasi tersebut harus di-report dan diblokir dari media sosial.
"Terkait dengan kutipan bahwa Muhamad Kece sebagai Duta Pancasila, kami dengan tegas menyatakan hal itu sebagai KEBOHONGAN (HOAX). Muhammad Kece tidak pernah terlibat dalam program apa pun yang diselenggarakan oleh BPIP," tandas Karjono.
Program Duta Pancasila, dilaksanakan berdasarkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pembinaan Ideologi Pancasila Kepada Generasi Muda Melalui Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Program tersebut baru dimulai pada tahun 2021, dan diperuntukkan untuk anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
"Program lain yaitu Ikon Prestasi Pancasila, yang sudah diselenggarakan sejak 2017, juga tidak pernah memasukkan yang bersangkutan sebagai salah satu penerimanya " cetus Karjono.
Program-program BPIP yang menyorot keteladanan sosial selalu dilakukan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Terutama, menyangkut track record kandidat-kandidat yang akan dipilih.
"Kami mohon para jurnalis dan lembaga pemberitaan, terutama yang sudah menyebarkan berita bohong tersebut, agar memberikan klarifikasi dan mencabutnya," tutur Karjono.
Sebagai insan yang terikat oleh Kode Etik Jurnalistik, lanjutnya, jurnalis dan lembaga pemberitaan dituntut untuk bersikap independen dalam menghasilkan berita yang faktual dan akurat. Serta mengedepankan check dan recheck, berimbang, tidak beritikad buruk, dan tidak membuat berita bohong dan fitnah.
"Kami meminta para tokoh publik yang sudah terlanjur turut menyebarkan berita bohong tersebut di akun sosial media, agar memberikan klarifikasi kepada para follower-nya. Mohon agar berita ini tidak berkembang menjadi misinformasi, apalagi disinformasi. Kami mendorong seluruh masyarakat Indonesia agar melakukan proses penyaringan informasi secara tepat, sehingga tidak ada lagi informasi salah, menyingkirkan informasi yang memecah keutuhan bangsa," paparnya.
Karjono menuturkan, disrupsi teknologi yang tidak terelakkan menuntut kita untuk lebih berhati-hati, dalam memproduksi dan mendistribusikan informasi.
"Kami juga meminta para akademisi, tokoh masyarakat, wartawan, influencer, ormas, dan seluruh masyarakat Indonesia untuk menyebarkan narasi kebangsaan yang bersifat menyatukan. Serta dapat diverifikasi kebenarannya. Demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, saling menghormati, menghargai, mengharumkan dan mewangikan antar umat beragama untuk persatuan dan kesatuan NKRI," ujar Karjono.
BPIP berkeyakinan bahwa kerja sama antar semua pihak untuk bersatu padu dalam membangun narasi narasi yang menyejukkan tentang nasionalisme, kebangsaan, semangat kegotongroyongan untuk menjagai keutuhan bangsa terutama ditengah pandemi Covid-19 perlu terus digaungkan.