JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Mabes Polri menyatakan akan mengevaluasi seluruh rumah tahanan pasca-penganiayaan terhadap tersangka penistaan agama, Muhammad Kece, oleh tahanan lain di Rutan Mabes Polri.
Untuk itu, Polri berharap kejadian itu tak terulang kembali.
"Tidak hanya di rutan Bareskrim Polri, tetapi seluruh rutan yang ada di kepolisian, ada di Polda, di Polres, Polsek, belajar dari kasus ini semua, supaya tidak terulang kembali," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono, Kamis (23/9/2021).
Rusdi mengatakan, ketika seseorang telah jadi tahanan Polri, hak-hak tahanan harus dijaga. Mulai dari layanan kesehatan hingga hak mendapat keamanan.
Terlebih bagi tahanan dengan kasus yang menjadi perhatian masyarakat seperti Muhammad Kece.
"Tentunya dengan peristiwa ini, Polri akan lebih berhati-hati lagi dalam bagaimana menangani pihak-pihak yang sedang mendapatkan pemeriksaan di kepolisian," kata Rusdi.
Rusdi mengatakan, Polri ingin menyelesaikan masalah penganiayaan dalam tahanan ini secara komprehensif.
Karena itu, selain melakukan penyidikan di ranah pidana, Propam Polri juga turun tangan untuk memeriksa petugas jaga yang bertugas saat kejadian.
Bahkan, Rusdi mengatakan, pengamanan akan ditambah agar kasus serupa tidak terulang kembali.
"Tentunya pengamanan diperketat dan juga diambil langkah-langkah yang tentunya tidak akan terjadi hal-hal serupa seperti ini," kata Rusdi.
Sebelumnya, Muhammad Kace alias Muhammad Kece dianiaya oleh sejumlah tahanan.
Salah satunya adalah anggota polisi nonaktif Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte, yang terjerat kasus suap.
Baik Kece maupun Napoleon merupakan penghuni rumah tahanan Bareskrim Polri.
Tak hanya dianiaya, Kece juga diduga telah dilumuri oleh kotoran manusia.