JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Upaya Islah terbatas sempat menjadi harapan bagi terjaminnya rekonsiliasi dua kubu yang sedang bersengketa di tubuh partai Golkar. Namun, upaya Islah tersebut ternyata hanya gencatan perang sesaat yang tak mampu redam emosi kedua kubu.
Di tengah upaya Islah yang telah ditandatangani kedua pihak, Bendahara Umum DPP Golkar kubu Aburizal Bakrie (ARB), Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan pihaknya kembali menabuh genderang perang.
"Genderang Perang Golkar; Surat Ketua Ketua Umum Partai Golkar ARB kepada Kapolri untuk melarang Agung Laksono dan kawan-kawan beraktivitas atas nama Partai Golkar adalah awal dari perlawanan tiada henti terhadap oknum Partai Golkar dan oknum pemerintah dari partai tertentu yang ingin menghancurkan Partai Golkar melalui rekayasa konflik internal, " ujar Bamsoet mengutip kata-kata ARB melalui rilis yang disampaikannya di Jakarta, Minggu (14/6/2015).
Menurut Bamsoet, genderang perang tersebut bertujuan untuk mengusir pihak yang selama ini dinilai ingin menghancurkan partainya dari dalam. "Targetnya sederhana saja. Oknum pemerintah yang selama ini mengintervensi Golkar harus dipaksa keluar dari gelanggang konflik internal partai, dan memberi kesempatan kepada Golkar menyelesaikan persoalannya sendiri. ARB akan terus melancarkan perlawanan selama tangan-tangan kotor penguasa terus mengadu domba elit Partai Golkar," tegasnya.
Sekretaris fraksi Golkar DPRRI ini menyatakan dalam suratnya ARB meminta Polri melarang Agung Laksono dan kawan-kawan menjalankan aktivitas atas nama Partai Golkar. Alasannya, karena Pengadilan Negeri Jakut dan PTUN sudah mengembalikan kepengurusan Golkar yang sah ke hasil Munas Riau 2009.
"Surat ARB kepada Kapolri itu menjadi semacam langkah awal dari dimulainya rangkaian perlawanan tiada henti terhadap oknum partai Golkar yang dikendalikan oleh oknum pemerintah dari partai tertentu yang ingin menghancurkan Partai Golkar. Perlawanan itu tentu dengan cara-cara beradab dan bukan dengan tindakan anarkis," katanya. (ai)