JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, mengungkapkan, jelang momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang akan ada 11 juta orang yang melakukan perjalanan antarkota di wilayah Jawa-Bali pada akhir 2021.
Khusus di wilayah Jabodetabek, pergerakan masyarakat diperkirakan bakal mencapai 2,3 juta orang.
Menurutnya Pengamat Transportasi ini, hal itu berdasarkan survey mobilitas Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 secara daring (online) pada 1-15 Desember 2021, yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Perhubungan.
"Diperkirakan potensi pergerakan masyarakat di Jawa dan Bali sekitar 11 juta orang yang akan melakukan perjalanan," kata Djoko, dalam keterangannya dikutip pada, Minggu (19/12/2021).
Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui pula potensi pergerakan masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebanyak 2,3 juta orang atau sekitar tujuh persen dari total penduduk.
Ada lima daerah yang nantinya menjadi tujuan terbanyak untuk perjalanan orang dari Jawa dan Bali saat Nataru. Pertama adalah menuju Jabodetabek sebesar 22,9 persen atau sekitar 2,5 juta orang.
Di urutan kedua, menuju Jawa Tengah sebesar 19,5 persen atau sekitar 2,1 juta orang. Kemudian yang menuju Jawa Barat 18,5 persen atau sekitar 2 juta orang.
Di urutan keempat dan kelima yang melakukan perjalanan saat Nataru, yakni menuju Jawa timur 16,6 persen atau sekitar 1,8 juta orang, dan menuju DI Yogyakarta sebesar 5,8 persen atau 624 ribu orang.
Ia memperkirakan puncak perginya masyarakat pada liburan Natal pada 24 Desember 2021 sebesar 7,8 persen dan juga pada 25 Desember sebesar 7,2 persen.
"Puncak pergi pada liburan tahun baru pada Jumat 31 Desember 2021 sebesar 8,6 persen," ucap Djoko.
Selain itu, moda transportasi yang paling banyak dipilih untuk digunakan adalah sepeda motor 28,5 persen (sebanyak 3,1 juta orang akan menggunakan sepeda motor).
Berikutnya pilihan pada mobil pribadi 23,3 persen (2,5 juta orang akan menggunakan mobil), bus 13,2 persen (1,4 juta orang akan menggunakan bus), pesawat 9,8 persen (1,1 juta orang akan menggunakan pesawat); kereta api 9,7 persen (1 juta orang akan menggunakan kereta api).