JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pernyataan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani yang siap membuka peluang berduet dengan Anies Baswedan atau Prabowo Subianto di pilpres 2024 dinilai sebagai pilihan rasional.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, sikap Puan Maharani yang membuka peluang duet pilpres kepada Anies dan Prabowo merupakan kalkulasi politik yang cukup brilian.
"Saya kira Puan cukup jeli dan cerdas dalam mengkalkulasi kepentingan politik. Dia mampu membaca peluang elektoral dengan membuka peluang terhadap dua nama yakni Anies dan Prabowo yang notabenenya punya basis massa yang tak kalah signifikannya dengan massa PDIP itu sendiri," kata Ujang kepada wartawan, Minggu (27/03/2022).
Ujang mengatakan, jika Puan menggandeng atau mencari pasangan duet di luar nama tersebut cukup berat.
"Kalkulasinya berat. Duet sama AHY rasanya gak mungkin, duet dengan RK juga berat apalagi dengan Ganjar itu sangat tidak mungkin," jelasnya.
Kembali ke soal dua nama tersebut, Ujang menyarankan agar Puan mengerucutkan kembali pilihannya secara konkret.
"Harus segera dikonkretkan diantara dua nama itu. Ini penting agar Puan bisa tancap gas dan test ombak," ujarnya.
Lebih lanjut Ujang mengatakan, sudah saatnya PDIP memajukan trah Soekarno untuk meraih kepemimpinan nasional.
"Ini waktu yang pas untuk trah Soekarno maju ke gelanggang. Ok mungkin dulu Puan belum begitu matang sehingga harus legowo PDIP memajukan pemimpin di luar trah Soekarno. Tapi kalau sekarang PDIP kembali memajukan nama di luar trah Soekarno saya kira Puan ke depan akan susah meneruskan tradisi kepemimpinan trah Soekarno," tandasnya.
Ujang menyarankan agar PDIP bekerja keras mengantarkan Puan Maharani ke tampuk kekuasaan.
"Puan bisa jadi Iron Ladynya Indonesia ke depan jika partainya mampu membawa Puan memenangkan kontestasi pilpres," tandasnya.
Untuk itulah, kata Ujang, soliditas kadernya mesti terus digenjot, uji keseriusan mereka jangan cuma seremonial bagi-bagi sembako saja.
"Tapi sejauh mana kadernya mampu menaikkan nama Puan di tengah masyarakat melalui berbagai strategi politik. PDIP harus fokus ke satu nama yang akan dimajukan jangan terbelah seperti sekarang. Mereka saya kira bingung antara Puan atau Ganjar yang mau didorong. Kalau pragmatis cuma mikir meraih kekuasaan ya mungkin PDIP pilihannya Ganjar, tapi kalau visioner saya kira Puan pilihan rasional bagi PDIP agar trah Soekarno dan ideologi partai tetap terjaga," pungkasnya.