JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua MPR Dr. Jazilul Fawaid SQ., MA., menyambut bahagia hasil sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama bersama berbagai ormas Islam di Indonesia. Sidang isbat memutuskan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada 3 April 2022. “Jadi Ummat Islam yang mampu wajib berpuasa mulai Minggu 3 April 2022,” ujarnya, Jakarta, 2 April 2022.
Sebagai Ummat Islam, Bulan Ramadhan atau Bulan Puasa merupakan bulan yang ditunggu-tunggu dan dirindukan sebab di bulan itu Allah melimpahkan dan menggandakan pahala bagi ummatnya. Dikatakan oleh politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu, di Indonesia Ramadhan tidak hanya sekadar bagaimana ummat Islam menjalankan kewajiban berpuasa namun di sana berbagai sendi kehidupan ummat juga terangkat. “Saat Ramadhan kegiatan perekonomian meningkat, kegiatan sosial dan budaya pun juga meriah,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu, Ramadhan menjadi berkah bagi semua. Dipaparkan bagaimana penjual pakaian, makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya selama Ramadhan, mereka bukan hanya dari kalangan ummat Islam. Dari kalangan ummat yang lain pun juga banyak. Disebutkan toko pakaian, roti, dan minuman yang ada di pasar, mall, dan tempat belanja lainnya mereka tidak hanya dikelola oleh ummat Islam namun juga banyak dari kalangan lainnya. “Jadi Ramadhan memberi berkah dan rejeki kepada semuanya,” tuturnya.
Diakui di kalangan ummat Islam sendiri ada perbedaan dalam menentukan jatuhnya hari pertama untuk menjalankan puasa. Hal demikian menurut alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu tidak masalah. “Baik metode hisab maupun rukyat sama-sama sahnya,” ujarnya. Perbedaan yang ada menunjukan suatu dinamika tersendiri di kalangan ummat Islam. “Perbedaan penentuan awal puasa jangan dibesar-besarkan,” harapnya. “Beda penentuan jadwal puasa namun bareng saat buka dan sahur,” ujar Jazilul Fawaid dengan tertawa.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu mengajak kepada ummat Islam di Ramadhan ini tidak hanya meningkatkan derajad keimanan namun juga wawasan kebangsaan. Diharapkan di bulan ini, puasa yang dilakukan sejak selepas sahur hingga menjelang magrib mampu meningkatkan nilai-nilai tersebut.
Diceritakan bangsa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 jatuh di saat Ramadhan. Hal demikian menunjukan bahwa di saat ummat Islam menjalankan ibadahnya, nilai-nilai kebangsaan yang ada tetap dijaga, dirawat, bahkan dijadikan momentum besar untuk memerdekakan diri. “Hal demikian menunjukan ada nilai yang seiring dan sejalan antara ibadah ummat dengan paham kebangsaan,” ujarnya.
Di saat ini, di media sosial, masyarakat kerap gaduh dengan sikap dan kepentingan politiknya masing-masing. Kegaduhan itu bila dibiarkan bisa menimbulkan perpecahan masyarakat. Nilai-nilai puasa yang salah satunya mampu menahan dan mengendalikan diri diharapkan diimplementasikan oleh ummat Islam saat bermedia sosial. “Di Bulan Ramadhan ini lebih baik kita bertutur pada nilai-nilai yang mengandung kebersamaan,” ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu yakin satu bulan penuh dalam menjalankan ibadah puasa mampu mengubah karakter ummat Islam menjadi ummat yang lebih baik. Menjadi lebih baik setelah berpuasa diharap hasil yang diperoleh dipertahankan sehingga keinginan untuk membentuk masyarakat yang saling menghormati, menghargai, tenggang rasa, dan toleransi, bisa tercapai.
Gus Jazil yakin ummat Islam dalam menjalankan ibadah puasa seperti taraweh, buka puasa, sholat subuh berjamaah sangat massif. Meski demikian dirinya tetap tegas agar semua tetap hati-hati dan waspada dalam menjalankan aktivitas ibadah di Bulan Ramadhan ini. Hal demikian diucapkan sebab Covid-19 belum benar-benar usai. “Tetap waspada dengan Covid-19,” ujarnya.