PANGKALPINANG (TEROPONGSENAYAN) --Anggota DPR RI Komisi VII DPR RI Bambang Patijaya menyayangkan dugaan data pelanggan PLN bocor hingga di media sosial yang telah dijual belikan di situs online. Ia meminta kasus ini harus ditindak lanjuti secara resmi oleh pihak kepolisian atas kebocoran data 17 juta pelanggan PLN.
"Saya menyayangkan hal seperti ini bisa terjadi, harus segera diinvestigasi tentang kebocoran data 17 juta pelanggan PLN tersebut," katanya kepada wartawan pada Minggu, (21/8/2022).
Selain itu, Bambang Patijaya yang akrab disapa BPJ ini menanyakan soal bagaimana data pelanggan PLN ini bisa diperjualbelikan di situs online, dan dari mana asal data itu. Bambang mendesak pihak terkait untuk melakukan investigasi atas kejadian tersebut.
"Kenapa data pelanggan tersebut bisa di jual di situs online, walaupun dikatakan data tersebut adalah data lama, seharusnya tetap di investigasi bagaimana data tersebut bisa beredar, dari mana asal data tersebut, siapa yang menjualnya dan siapa saja yang telah tertarik melakukan pembelian data ilegal tersebut," tanya dia.
Untuk itu, Bambang Patijaya mendorong pihak kepolisian dan pihak berwenang untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas.
"Saya mendorong agar pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus ini," katanya.
Bambang Patijaya pun mengajak masyarakat untuk menjaga PLN, dan 17 Juta data pelanggan yang beredar di media sosial dan hal ini tidak seharusnya terjadi.
"Kita jaga PLN dan 17 juta pelanggan dari eksploitasi data yang tidak sebagaimana mestinya," tandasnya.
Sebelumnya, beredar informasi soal tangkapan layar breached.to terkait data PLN yang bocor ke publik dan media sosial (18/8)
Sementara, akun yang bocor ialah pelanggan PLN dari 17 juta data PLN dengan field ID, ID pelanggan, nama pelanggan, alamat pelanggan, tipe energi, kWh, nomor meteran, hingga tipe meteran.
Disisi lain, keterangan dari Juru Bicara PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan data yang dikelola perseroan dalam kondisi aman dan data yang beredar adalah data replikasi, bukan data transaksional aktual dan sudah tidak update.
"Kami pastikan server data milik PLN aman dan tidak dimasuki pihak lain. Data transaksi aktual pelanggan aman,” kata Gregorius dalam keterangan resminya.