JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Partai Demokrat mengamati, akhir-akhir ini telah terjadi kemunduran demokrasi secara fundamental.
“Demokrasi yang baik dan matang, mesti ditandai oleh; dihormatinya pranata hukum; dijaminnya kebebasan berbicara; kemerdekaan pers; dan dilindunginya hak-hak asasi manusia. Juga, ditandai dengan berlangsungnya pemilu yang bebas, jujur dan adil; dipegang teguhnya konstitusi; serta paling penting; tercegahnya kekuasaan absolut pada diri pemimpin politik tingkat puncak,” jelas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, pada Pidato Politik Jumat (14/7) malam.
“Jika merujuk pada nilai dan pilar demokrasi, yang saya utarakan; tidaklah sulit mengevaluasi, sejauh mana demokrasi kita dijalankan dengan benar. Kini, rakyat takut bicara. Kalangan elite dan golongan menengah, juga enggan bicara, karena khawatir bakal “diserang” secara membabi buta,” ujar AHY.
Lawan politik penguasa, lanjutnya, diidentikkan sebagai musuh negara. Netralitas dan independensi kekuasaan negara, dipertanyakan.
“Tentu banyak yang bertanya, ketika ada niat cawe-cawe pemimpin negeri dalam Pemilu 2024 mendatang. Kalau cawe-cawe itu melibatkan instrumen kekuasaan negara dan dinilai tidak adil, jelas nasib demokrasi kita dalam bahaya,” kata AHY.
“Kami berpendapat, segala praktik berpolitik yang menyimpang dari konstitusi dan etika berdemokrasi harus kita cegah bersama. Masih ada waktu. Jangan biarkan kemunduran demokrasi semakin dalam. Jangan terulang prahara besar, seperti tahun 1965-1966; dan tahun 1998-1999 dulu. Jangan kita lukai perasaan rakyat, agar mereka tidak menempuh caranya sendiri, dalam memperjuangkan keadilan dan hak politiknya,” AHY menyerukan.
Untuk itu, tegas AHY, kita harus mengembalikan ruang kebebasan untuk rakyat, termasuk kemerdekaan pers. Kita juga harus menjamin hak rakyat untuk berbicara dan berpartisipasi dalam kehidupan bangsa, sesuai konstitusi. Hentikan represi negara terhadap rakyat. Tingkatkan kualitas demokrasi, berdasarkan nilai kebebasan, keadaban dan kemanfaatan,” tandas AHY.