Jakarta – Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara setelah dirinya dan keluarganya resmi dipecat dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 16 Desember 2024. Keputusan pemecatan ini diambil setelah rapat internal PDIP yang disebut mempertimbangkan pelanggaran serius terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
Dalam pernyataannya kepada media, Jokowi menegaskan bahwa dirinya menghormati keputusan PDIP dan tidak akan mempersoalkan pemecatan tersebut.
> “Saya menghormati keputusan yang diambil PDIP. Tidak ada yang perlu saya bela atau klarifikasi. Biarkan waktu yang akan menilai,” ujar Jokowi dengan nada tenang saat ditemui di kediamannya, Kamis (19/12).
Lebih lanjut, Jokowi menyatakan dirinya kini memilih menjadi “partai perorangan,” sebuah ungkapan yang mencerminkan sikap independen setelah hampir dua dekade berkarier di dunia politik melalui PDIP.
Sikap Gibran dan Bobby Nasution
Seiring dengan pemecatan tersebut, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai Menteri Investasi, juga memberikan tanggapan. Ia menyatakan menerima dan menghormati keputusan PDIP serta memilih untuk fokus membantu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
> “Saya menghormati keputusan itu. Saat ini, prioritas saya adalah membantu Presiden Prabowo dalam menjalankan program-program pemerintah,” kata Gibran di Kompleks Istana Negara.
Namun, Gibran enggan menjawab ketika ditanya apakah dirinya akan bergabung dengan partai lain dalam waktu dekat.
Sementara itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution, yang menjabat sebagai Wali Kota Medan, mengumumkan bahwa dirinya telah resmi bergabung dengan Partai Gerindra sejak 20 Mei 2024.
“Hubungan saya dengan PDIP tetap baik-baik saja. Keputusan untuk bergabung dengan Gerindra adalah pilihan politik yang saya ambil untuk mendukung pemerintahan saat ini,” tegas Bobby kepada wartawan di Medan.
Tensi Politik Meningkat Jelang Kongres PDIP
Pemecatan Jokowi dan keluarganya memicu berbagai spekulasi politik di tengah persiapan Kongres PDIP yang akan digelar April 2025. Beberapa pengamat menilai langkah ini sebagai upaya PDIP untuk memperkuat kepemimpinan internal di tengah isu perpecahan dan tarik-menarik kekuasaan di lingkaran elite partai.
Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, PDIP belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait keputusan pemecatan yang menghebohkan dunia politik nasional tersebut.(Redaksi)