JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--- Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menegaskan bahwa hilirisasi merupakan langkah penting perubahan Indonesia dari negara berkembang menjadi negara industri maju di tahun 2045 mendatang.
Hal itu disampaikan Mukhtarudin menanggapi pemerintahan Prabowo Subianto yang telah menyepakati 21 proyek hilirisasi untuk tahap pertama dengan nilai investasi sebesar USD 40 Miliar.
Anggota Komisi XII DPR RI ini mengaku Indonesia masih memiliki kelemahan salah satunya adalah ketergantungan pada ekspor bahan mentah yang membuat negara rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global.
"Karena kita tahu ekspor bahan mentah tidak memberikan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian domestik," tutur Mukhtarudin, Kamis 6 Maret 2025.
Justru, politisi Dapil Kalteng ini bilang sebagian besar nilai tambah dinikmati oleh negara-negara pengimpor yang mengolah bahan mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi.
Untuk itu, Mukhtarudin meminta semua pihak agar turut mendukung program hilirisasi nasional, mengubah potensi menjadi produk nyata yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.
"Jadi, jika pemerintah siap jalankan hilirisasi 21 proyek strategis tersebut sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar dan menciptakan ekosistem industri yang berkelanjutan dan mandiri," pungkas Mukhtarudin.
*21 Proyek Hilirisasi*
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, menegaskan bahwa pemerintah terus mempercepat hilirisasi industri nasional guna meningkatkan ketahanan energi, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam pertemuan itu disepakati 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai USD40 miliar.
“Kami telah memutuskan tahap pertama hilirisasi yang ditargetkan kurang lebih sekitar USD618 miliar, untuk di tahun 2025 yang tadi kami paparkan kurang lebih sekitar 21 proyek pada tahap pertama yang total investasinya kurang lebih sekitar USD40 miliar dan tadi kita sudah melakukan pembahasan secara detail termasuk di dalamnya adalah nama-nama proyek investasi apa saja yang akan kita lakukan,” ujar Bahlil.
