Oleh Fath pada hari Senin, 16 Jun 2025 - 20:06:56 WIB
Bagikan Berita ini :

Komisi XII DPR RI: FLNG Kasuri, Langkah Strategis Menuju Hilirisasi Energi

tscom_news_photo_1750079216.jpg
Gedung Wakil Rakyat (MPR, DPR, DPD RI) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--- Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menegaskan komitmen legislatif untuk mengawal proyek Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) Genting Oil Kasuri di Papua, yang diproyeksikan menjadi fasilitas FLNG terbesar ke-9 di dunia dan terbesar di Indonesia.

"Proyek ini bukan hanya tonggak penting bagi sektor energi, tetapi juga simbol keberhasilan hilirisasi sumber daya alam Indonesia," tutur Mukhtarudin, Senin 16 Juni 2025.

Sekretaris Fraksi Golkar DPR ini memuji progres proyek yang telah mencapai 53% dan menekankan urgensi penyelesaian tepat waktu pada 2027.

Proyek FLNG Kasuri, yang dikembangkan oleh PT Layar Nusantara Gas di bawah naungan Genting Group, memiliki kapasitas produksi 1,2 juta metrik ton LNG per tahun.

Dengan total investasi USD962,8 juta, fasilitas ini akan memproses gas dari lapangan Asap, Kido, dan Merah (AKM) di Teluk Bintuni, Papua Barat.

"Saya kira ini adalah wujud nyata hilirisasi energi yang tidak hanya meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, tetapi juga memperkuat kedaulatan energi Indonesia di pasar global," ungkap Mukhtarudin.

Mukhtarudin pun meminta pemerintah dan pelaksana proyek untuk secara berkala melaporkan perkembangan kepada DPR, termasuk potensi risiko teknis dan lingkungan.

"Perlunya studi kelayakan lingkungan yang komprehensif untuk memastikan bahwa operasi FLNG tidak merusak ekosistem Teluk Bintuni, yang dikenal kaya akan biodiversitas," beber Mukhtarudin.

*Pemberdayaan Lokal dan Transfer Teknologi*

Sebagai wakil rakyat, Mukhtarudin menegaskan bahwa proyek sekelas FLNG Kasuri harus memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat Papua.

Mukhtarudin mendorong Genting Group dan pemerintah untuk memprioritaskan perekrutan tenaga kerja lokal, khususnya dari komunitas sekitar Teluk Bintuni.

"Kami ingin melihat putra-putri Papua tidak hanya menjadi pekerja, tetapi juga dilibatkan dalam posisi strategis dan diberi pelatihan untuk menguasai teknologi FLNG," katanya.

Mukhtarudin mengusulkan program transfer teknologi sebagai bagian dari kesepakatan dengan Genting Group.

Menurutnya, proyek ini harus menjadi katalis bagi pengembangan keahlian teknis di Indonesia, sehingga pada masa depan, Indonesia dapat membangun fasilitas serupa secara mandiri.

"Karena bukan hanya soal produksi gas, tetapi juga membangun kapasitas sumber daya manusia kita untuk bersaing di industri energi global," tambahnya.

*Dampak Ekonomi dan Geopolitik*

Dalam pandangannya, keberhasilan FLNG Kasuri akan memperkuat posisi Indonesia sebagai eksportir LNG di pasar internasional, terutama di tengah meningkatnya permintaan energi bersih.

Mukhtarudin mencatat bahwa proyek ini dapat meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor LNG, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor energi di beberapa sektor.

"Dengan kapasitas 1,2 juta metrik ton per tahun, FLNG ini akan menjadi game-changer bagi neraca perdagangan energi kita," ujar Mukhtarudin.

Lebih lanjut, Mukhtarudin menyoroti aspek geopolitik proyek ini. Dengan lokasinya di Papua, proyek ini dapat menjadi simbol pembangunan di wilayah timur Indonesia, yang sering kali dianggap tertinggal dibandingkan wilayah barat.

"FLNG Kasuri harus menjadi kebanggaan nasional, menunjukkan bahwa Papua adalah bagian integral dari kemajuan Indonesia," tandas Mukhtarudin.

*Tantangan dan Harapan*

Meski optimistis, Mukhtarudin mengakui adanya sejumlah tantangan, termasuk kompleksitas teknis pembangunan FLNG di luar negeri dan potensi fluktuasi harga gas di pasar global.

Mukhtarudin meminta pemerintah untuk menyiapkan strategi mitigasi, termasuk skema insentif bagi investor agar proyek tetap kompetitif.

Selain itu, dirinya mendorong sinergi antara Kementerian ESDM, SKK Migas, dan pelaku industri untuk memastikan rantai pasok gas dari lapangan AKM ke FLNG berjalan lancar.

"Komisi XII akan terus mengawal proyek ini, bukan hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai mitra pemerintah untuk memastikan FLNG Kasuri menjadi legacy bagi generasi mendatang," pungkas Mukhtarudin.

Diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan berdasarkan laporan manajemen Genting Oil Kasuri, progres pembangunan fasilitas FLNG tersebut sudah mencapai 53 persen dan pihaknya akan mengirimkan tim untuk melakukan pengecekan pengerjaan FLNG tersebut.

"Itu floating LNG terbesar di Indonesia dan menurut laporan mereka, (akan menjadi terbesar) kesembilan di dunia. Tapi, itu akan kita validasi progresnya," kata Bahlil usai meninjau dua perusahaan gas, yakni Genting Oil Kasuri dan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.

Ketum Golkar ini bilang pihaknya akan mengirim tim untuk melakukan kunjungan ke fasilitas LNG, yang sedang dibangun di China tersebut.

Pada Juni 2024, Genting Group melalui anak perusahaannya, PT Layar Nusantara Gas menandatangani perjanjian dengan Wison New Energies untuk pembelian FLNG dengan kapasitas 1,2 juta metrik ton per tahun (mtpa) senilai 962,8 juta dolar AS.

"Nantinya, FLNG tersebut akan mendapatkan pasokan gas dari proyek Asap Kido Merah (AKM) milik Genting Oil Kasuri yang diproyeksikan memproduksi gas sebesar 330 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) mulai 2027," pungkas Bahlil Lahadalia.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement