JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)— Menghadapi tantangan ganda dari risiko perubahan iklim dan risiko serangan siber yang kian meningkat, kalangan industri perbankan dan jasa keuangan Indonesia mengambil langkah proaktif.
Bertempat di Swiss-Belhotel Harbour Bay, Batam, Indonesian Risk Professional Association (IRPA) bersama Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) menyelenggarakan Seminar Nasional dan Inaugurasi Certified Risk Management (CRM) pada Rabu (18/6). Seminar nasional yang diselenggarakan oleh IRPA dan BSMR kali ini mengangkat tema "Kesiapan Industri Perbankan dalam Merespon Eskalasi Climate Risk & Cyber Risk 2025".
Seminar dihadiri oleh para pelaku industri perbankan dan keuangan, regulator, praktisi teknologi informasi, akademisi, serta media.
Prof. DR. Ir. Gandung Troy Sulistiyantoro, M.Si., Bendahara IRPA sekaligus Direktur BSMR, dalam sambutannya menekankan urgensi membangun ketahanan industri perbankan dan keuangan terhadap dua ancaman utama: risiko iklim yang kian nyata serta serangan siber yang makin canggih.
“Perbankan tak bisa menunggu. Kita harus merancang ulang strategi manajemen risiko demi masa depan yang berkelanjutan dan aman,” ujar Prof. Gandung, Rabu (18/06/2025).
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau, Sinar Danandjaya, S.Kom., MM., menyoroti pentingnya integrasi pengelolaan risiko iklim dan siber dalam kerangka pengawasan perbankan.
“Krisis iklim dan disrupsi digital adalah dua sisi mata uang yang harus diantisipasi secara holistik,” tegasnya.
Diskusi Panel: Antara Strategi dan Implementasi
Seminar ini menyuguhkan dua sesi diskusi panel yang mempertemukan pandangan strategis dari kalangan praktisi, pakar manajemen risiko dan pakar teknologi informasi.
Sesi pertama menyoroti Risk Appetite Framework dalam Konteks Climate Risk & Cyber Risk Management dan isu aktual seputar risiko siber di industri perbankan.
Sesi ini menghadirkan pembicara Jerry Marmen, MS., M.Ec., Ph.D., Komisaris Utama Bank KB Indonesia, membahas perlunya integrasi climate risk dalam kerangka risiko strategis industri perbankan dan lembaga keuangan.
Sedangkan Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, ICT Expert dan Dewan Pengarah BRIN, memaparkan berbagai bentuk ancaman siber dan pentingnya membangun sistem keamanan digital berlapis. Moderator diskusi dipandu oleh Dr. Ir. Andi Buchari, CRP., CAFM., Ketua Panitia dan Komite Sertifikasi BSMR.
Diskusi panel sesi kedua menggali bagaimana perbankan merespons era disrupsi yang mempertemukan krisis iklim dan eskalasi serangan siber. Direktur IT Bank Mega, Y.B. Hariantono, menekankan pentingnya resilience sistem informasi perbankan dalam skenario ekstrem.
Sementara Arga M. Nugraha, Bankir dan Pakar ICT, mendorong kolaborasi lintas sektor sebagai jalan keluar dari ancaman global ini.
Diskusi panel sesi kedua dipandu oleh Rahardjo Satrio Unggul, Wakil Bendahara IRPA. Baik moderator sesi pertama maupun sesi kedua masing-masing mencatat pentingnya menjadikan seminar ini sebagai awal dari perubahan paradigma manajemen risiko.
Seminar Nasional ini diselenggarakan dengan tujuan, pertama, mengidentifikasi dan memahami ancaman risiko siber dan risiko iklim yang akanberdampakpadasektorperbankandanjasakeuangan pada tahun 2025 dan seterusnya. Kedua, memberikan pengetahuan tentang metode dan struktur yang dapat digunakan untuk mengelola risiko siber dan risiko iklim.
Ketiga, meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber yang keberlanjutan dalam membangun sektor perbankan dan sektor finansial yang tangguh dan tahan terhadap perubahan.
Dukungan Sertifikasi Manajemen Risiko
Dalam momen yang sama, dilakukan pula seremoni penyerahan sertifikat Certified Risk Management (CRM) BSMR, gelar non-akademik yang diakui dalam kerangka pengembangan kompetensi manajemen risiko sesuai SE OJK No. 28/SEOJK.03/2022, tentang Sertifikasi Manajemen Risiko bagi sumber daya manusia bank umum.
Gelar CRM diberikan oleh BSMR kepada mereka yang telah memiliki jenjang kualifikasi 7.
Sertifikasi ini tidak hanya sebagai bentuk pengakuan, tetapi juga sebagai pemicu peningkatan kualitas sumber daya manusia di industri perbankan dan industri keuangan.
Para peserta yang hadir akan memperoleh Sertifikat Pemeliharaan Kompetensi, yang menjadi syarat perpanjangan bagi pemegang sertifikat manajemen risiko BSMR jenjang kualifikasi 6 dan jenjang kualifikasi 7.
Sebagai penutup, dengan diadakannya seminar ini, diharapkan mampu memberikan wawasan baru dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi perubahan iklim dan keamanan siber dalam mewujudkan masa depan sektor perbankan dan keuangan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Mari bersama-sama membangun dunia yang lebih baik dengan memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim dan risiko siber di tahun 2025 dan seterusnya. Seminar ini diharapkan mampu mendorong pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam pembuatan kebijakan dan strategi pengelolaan risiko yang lebih efisien.
Selain itu, diharapkan para peserta memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah penting yang akan memengaruhi industri perbankan dan jasa keuangan di masa depan.
Tentang Penyelenggara:
BSMR merupakan lembaga independen yang mengembangkan sertifikasi dan pelatihan manajemen risiko untuk industri keuangan dan perbankan di Indonesia. IRPA merupakan asosiasi para profesional yang menggeluti manajemen risiko di Indonesia.