JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Kadiv TIK) Polri, Irjen Pol. Slamet Uliandi, S.I.K., menegaskan bahwa teknologi informasi merupakan pengungkit utama dalam mewujudkan transformasi Polri yang efektif, transparan, dan dipercaya masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Irjen Slamet saat memimpin apel pagi di lingkungan Divisi TIK Polri, sekaligus memberikan arahan dukungan TIK dalam pembentukan Tim Transformasi Reformasi Polri, Senin (27/10/2025) di Jakarta.
“Peta Jalan Transformasi TIK Polri yang telah kita susun bukan sekadar dokumen teknis, tetapi blueprint perubahan—sebuah peta strategis yang menjadi pilar utama sekaligus akselerator reformasi Polri menuju postur organisasi yang Presisi dan kembali dipercaya masyarakat,” ujar Irjen Slamet.
Menurutnya, transformasi Polri tidak hanya berbicara soal teknologi, tetapi juga perubahan cara berpikir dan bekerja di seluruh lini organisasi. “Teknologi pada akhirnya kembali kepada SDM kita sendiri. Transformasi bukan hanya soal sistem, tetapi tentang bagaimana kita bekerja dan berpikir dengan cara baru,” tegasnya.
Kadiv TIK menjelaskan bahwa perancangan transformasi yang dapat direalisasikan secara cepat akan difokuskan pada tiga bidang utama, yaitu pengawasan internal, pelayanan publik, dan profesionalisme.
“Ini kita sebut sebagai prioritas utama pelaksanaan, sehingga sifatnya quick wins yang capaiannya terlihat dalam tiga bulan pertama,” ungkapnya.
Dalam bidang pengawasan internal, Irjen Slamet mendorong optimalisasi infrastruktur publik seperti CCTV di SPKT, Reserse, SIM, dan SKCK agar beroperasi 24 jam dan terhubung langsung dengan Command Center. Ia juga menekankan pentingnya penerapan Body Worn Camera (BWC) bagi penyidik dan petugas lapangan sebagai bentuk transparansi interaksi dengan masyarakat.
Sementara pada pelayanan publik, penguatan diarahkan pada optimalisasi Polri Super App serta target Zero Ticket Pending, yang berarti seluruh aduan masyarakat harus terselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam.
“Pastikan juga layanan darurat Yanpol 110 aktif kembali dan mampu merespons setiap panggilan dengan cepat dan tuntas,” tegasnya.
Dalam amanat apel pagi, Kadiv TIK juga menyoroti pentingnya integrasi dan interoperabilitas sistem informasi Polri agar seluruh data dan proses pelayanan dapat saling terhubung. “Setiap sistem, data, dan proses harus terintegrasi, sehingga pelayanan Polri kepada masyarakat menjadi lebih cepat, transparan, dan akuntabel,” ujarnya.
Selain itu, Irjen Slamet menekankan bahwa transformasi digital harus diiringi dengan penguatan SDM TIK yang berkompeten dan berintegritas. Ia mendorong setiap personel Div TIK untuk terus mengembangkan kompetensi melalui pelatihan rutin, baik teknis maupun manajerial, serta menumbuhkan semangat belajar berkelanjutan.
“SDM TIK yang kuat adalah fondasi utama agar seluruh program digital Polri dapat berjalan efektif dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Irjen Slamet.
Dalam arahannya, Kadiv TIK juga memastikan dukungan penuh terhadap pembangunan infrastruktur digital melalui Portal Satu Data Polri yang akan mempublikasikan laporan kamtibmas secara periodik mingguan.
“Percepat pembangunan jaringan tertutup (SD-WAN) hingga 85 persen Mako Polda dan Polres terkoneksi. Pastikan pula 100 persen operator 110 dan Command Center telah mengikuti pelatihan akselerasi,” ujarnya.
Menutup arahannya, Irjen Slamet menegaskan bahwa seluruh anggota Div TIK Polri harus menjadi teladan dalam bekerja berbasis data (data-driven working), menjunjung transparansi, dan berorientasi pada pelayanan publik.
“Setiap anggota Divisi TIK harus menjadi teladan dalam data-driven working, transparansi, dan orientasi pada pelayanan publik. Inilah fondasi perubahan menuju Polri yang semakin Presisi dan dipercaya masyarakat,” pungkasnya.
