JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia, Diyauddin mengatakan bahwa insiden di Tolikara, Papua, adalah tamparan keras bagi Kepala BIN Sutiyoso. Dia minta Sutiyoso membenahi BIN.
"Jelas dalam hal ini BIN telah gagal memberikan peringatan dini sebagai langkah antisipasi," kata Diyauddin saat dihubungi wartawan, Jakarta, Sabtu (25/7/2015). Tugas intelijen seharusnya mendeteksi dan mencegah insiden seperti itu.
Bagaimana tidak, sebagai badan rahasia negara, BIN tidak mampu mendeteksi dan mencegah insiden yang berujung pembakaran dan menyebabkan seorang tewas. Bahkan gaung insiden ini mendunia.
Untuk itu, Diyauddin menyarankan agar Sutiyoso segera melakukan pembenahan terhadap jajarannya ke depan, khususnya yang berada di Papua. Sebab, Papua memendam potensi isu separatisme.
"Saya kira tugas BIN belum selesai, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di Papua, karena potensi gesekan disana tetap ada," ujarnya. Dia juga mengingatkan jajaran BIN tidak lengah dengan situasi yang terjadi.(ris)