JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Mantan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel akan kembali menekuni dunia usaha yang sepuluh bulan ini ditinggalkan.
"Saya akan kembali ke habitat saya sebagai pengusaha yang sepuluh bulan ini saya tinggalkan," katanya dalam satu obrolan dengan wartawan, Kamis (13/8/2015).
Meski belum ada separoh perjalanan kabinet berjalan, dia tidak merasa kecewa diberhentikan sebagai menteri. Apalagi dia sudah berusha bekerja maksimal dan menurutnya banyak yang telah dilakukan.
Kalau pun dianggap tidak maksimal tergantung yang menilai dan tentu saja tidak hanya faktor dari kementrian yang dipimpinnya saja tetapi terkait dengan koordinasi di bidang lain. "Kementrian perdagangan itu hanya seperti satpam. Tugasnya hanya mengawasi barang yang masuk dan keluar milik orang," katanya.
Di sisi lain Kementrian Perdagangan harus mengetahui kondisi pasar riil tentang berbagai kebutuhan masyarakat. "Sebagai satpam karena kita bukan pemilik produk, yang punya itu kementrian lain. Kalau ada produk masuk itu miliknya kementrian lain. Demikian pula apa yang mau didorong-dorong ekspor kalau barangnya nggak ada," katanya.
Pada bagian lain, kata Rahmat, Kementrian Perdagangan dituntut paham kondisi riil di masyarakat terutama di pasar. Persoalannya kalau tidak ada produksi yang dihasilkan dari bidang lain bagaimana membuat kebijakan. Karena komuditas itu milik bidang kementrian yang lain.
Kalau soal bidang yang jadi kewenangannya, kata dia, sudah banyak yang dilakukan. Misalnya menahan produk impor masuk ke Indonesia dalam rangka melindungi industri kecil. "Nilainya sangat besar. Kenapa saya tahan, misalnya produk-produk China itu luar biasa, kalau saya lepas hancur UKM kita," kata Rahmat Gobel.(ss)