JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pertemuan Ketua DPR RI dan jajarannya dengan calon kuat Presiden Amerika dari Partai Republik dianggap hal yang wajar. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan biasa antar teman.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Institut Proklamasi Arief Rachman. Menurutnya, pertemuan tersebut tak layak dihebohkan di Indonesia.
Menurut Arief, orang-orang yang menyudutkan berita tersebut hanya dari kubu lawan politik pimpinan DPR. Mereka ingin mencari kesempatan untuk memajukan kadernya duduk sebagai pimpinan DPR.
Diketahui, saat ini pimpinan DPR dikuasai oleh para politisi dari kubu Koalisi Merah Putih (KMP). Sementara dari kubu Koalisi Indonesia (KIH) meskipun ada yang memenangi Pemilu 2014 tidak mendapatkan jatah pimpinan DPR.
Oleh karenanya kata dia, tudingan dan berita heboh itu bersifat sangat politis.
"Hasrat kuasa elit partai tersebut merasa dapat 'angin segar' dengan bergabungnya PAN ke koalisi pendukung pemerintah. Upaya untuk mendongkel posisi Ketua DPR Setya Novanto dengan menyebarkan berita fitnah dan tudingan tidak berdasar adalah tindakan tidak terpuji ditengah sorotan publik kepada kinerja institusi DPR," katanya kepada TeropongSenayan, Sabtu (5/9/2015).
Seharusnya seluruh anggota DPR-RI kompak dan solid untuk membangun kepercayaan publik, bukan berebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. (iy)