JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanudin mengingatkan agar Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso tidak terus-menerus mempersoalkan minimnya anggaran operasional.
"Sebenarnya BIN tidak usah 'teriak-teriak' kurang (anggaran). Yang 'non-budgeter' (dana taktis) aja kan banyak," kata TB Hasanudin di kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (10/9/2015).
Hal ini, terang TB Hasanudin, pengurangan anggaran tersebut tidak hanya dialami BIN, namun terjadi pula di seluruh lembaga dan kementerian. Dia justru menyarankan agar BIN dibawah kendali Sutiyoso tidak terlampau bersandar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Jangan terlalu bersandar pada APBN, kan intelijen. Anggaran tahun 2015-2016 itu ada pengurangan, tapi itu semua kementerian dan lembaga," jelasnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menyarankan agar BIN bersinergi dengan pihak lain, seperti dengan sejumlah perusahaan besar. Sinergi itu, menurut TB Hasanudin, tidak mengganggu netralitas BIN selama kerjasamanya selektif.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Kamis (10/9/2015), Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan lembaganya kekurangan sumber daya manusia untuk memastikan keamanan dalam Pilkada serentak.
"Saat ini umumnya satu anggota BIN meng-cover dua sampai tiga kabupaten kota, itu tidak masuk akal, pasti tidak maksimal," kata Sutiyoso.
Atas dasar tersebut BIN menurut dia, membutuhkan anggaran sesuai dengan kebutuhan.(yn)