JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota DPR dari Fraksi Hanura Dadang Rusdiana tak mendukung wacana kenaikan gaji Presiden yang digulirkan oleh kader PDIP. Pasalnya dirinya melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami keterpurukan.
"Ya, pejabat negara saat ini jangan dulu berpikir naik gaji. Kondisi ekonomi lagi lesu, pengangguran bertambah, rakyat makin banyak yang rentan miskin. Jadi kalau presiden naik gaji, rakyat makin tidak simpati," kata Dadang pada TeropongSenayan, Sabtu (19/9/2015).
Dirinya melihat tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan saat ini sudah mulai menurun. Jadi, kata Dadang, jika ada kenaikan gaji penjabat negara akan membuat tingkat kepercayaan masyarakat semakin menurun.
"Kondisi ekonomi yang berat seperti ini membuat rakyat tidak puas dengan kinerja presiden, jadi jangan diperparah dengan kenaikan gaji, tidak bagus," katanya.
Dirinya meminta agar semua pejabat negara (presiden, DPR dan yang lainnya), konsentrasi untuk menyelamatkan kondisi ekonomi yang terpuruk, agar tidak jatuh pada krisis. Itu yang menjadi prioritas.
Sebelumnya dorongan kenaikan gaji presiden terus digulirkan oleh kader PDIP, seperti halnya Masinton Pasaribu yang menyetujui usulan gaji presiden dinaikan dari Rp 62 juta menjadi Rp 200 juta. Dirinya beralasan kewenangan dan tanggungjawab presiden lebih besar dibanding instansi pemerintahan yang lain. sehingga, dia menilai wajar apabila seorang Presiden memiliki gaji yang besar tersebut. (mnx)