JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu membantah bahwa Indonesia sedang mengalami krisis, kendati perekonomian terus mengalami pelemahan ditandai dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Menanggapi pernyataan Jokowi tersebut, anggota komisi IV Fraksi Golkar Firman Subagyo mengingatkan agar orang nomor satu di Tanah Air itu tidak terjebak pada istilah semata.
"Itu kan tergantung istilah saja, tetapi kan faktanya hari ini. Sekarang nyatanya dolar sudah diatas Rp 14.500. Memang kita belum krisis betul, tapi sudah kritis. US dolar diatas 10 ribu dalam sejarah tidak pernah ada," kata Firman di DPR Jakarta, Rabu (23/9/2015).
Pemerintah, kata Firman, semestinya menyadari adanya bahaya yang menunggu di depan. Ia menegaskan, semestinya Jokowi jangan cuma membentengi diri dengan cara membantah terjadi krisis.
Kader Partai Golkar itu menyatakan, publik belum melihat kebijakan strategis jangka pendek yang dilakukan Jokowi dalam menyiasati pelumpuhan rupiah saat ini. Malah, kata dia, wacana impor terus disuarakan dari pihak Istana dalam menjawab kebutuhan pokok secara nasional.
"Semakin melonjaknya harga bahan pokok, sedangkan kita terus ketergantungan. Contohnya gandum. Kita seharusnya sudah melaksanakan subtitusi pangan, harusnya itu dilakukan. Artinya, jangan sampai devisa negara ini dihabiskan melalui impor," tutupnya.(yn)