JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan bahwa pinjaman ke China Development Bank (CDB) untuk tiga bank BUMN, yakni Mandiri, BRI dan BNI merupakan inisiatif Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pinjaman CDB kepada bank Mandiri, BRI dan BNI merupakan tindak lanjut dari MoU antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RT) pada bulan Maret 2015. MOU tersebut pada pokoknya berisi program kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan RRT di berbagai bidang. Seperti keuangan, perindustrian, infrastruktur, penanggulangan bencana dan antariksa," ungkap Rini saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9/2015).
Baca juga :Inilah Alasan Kenapa 'Roket' Jokowi Gagal Meroket
Baca juga : Benarkah, Selama Jokowi Memimpin, Rupiah Tak Pernah Menguat?
Rini menjelaskan, kerjasama yang berlanjut pada pinjaman tersebut berupa business to business antara CDB dengan Bank Mandiri, BRI dan BNI. Disebutkannya, total pinjaman tersebut sebesar USD 3 miliar, yang masing-masing bank mendapatkan USD 1 Miliar.
Baca juga : Rupiah Terus Tersungkur, Pengusaha Tercekik, PHK Adalah Solusi
Baca juga :Stop Berutang, Rini! Siapa yang Mau Bayarin Kalau Hutang Terus?
"Pinjaman dari CDB kepada masing-masing bank BUMN untuk memperbaiki tenor pendanaan," paparnya.
Lebih lanjut dia mengutarakan bahwa pengembangan infrastruktur sangat dibutuhkan pinjamam yang tenornya diatas 5 tahun. Selama ini, klaim Rini, jarang sekali bank BUMN mendapatkan pinjaman yang tenornya diatas 5 tahun.
"Pinjaman ini akan menambah daya dukung keuangan bank BUMN untuk mendanai sektor-sektor infrastruktur dan industri ekspor," ungkapnya.
Selain pinjaman ke CDB, rapat itu juga membahas mengenai usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2016 terhadap BUMN dan Usulan Penambahan Deviden BUMN pada RAPBN 2016.(yn)