JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Langkah Menteri BUMN Rini Soemarno yang baru saja melakukan pinjaman terhadap bank central China untuk pembiayaan tiga bank berplat merah seperti BRI, Mandiri, dan BNI mendapat proteskeras dari anggota DPR RI. Langkah tersebut disesalkan karena tidak dikomunikasikan terlebih dahulu ke DPR.
"Beliau tidak komunikasi mengenai hal ini dengan DPR, tapi saya ingin mengingatkan agar sangat hati-hati," kata anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Mochamad Hekal di GedungDPR RI Jakarta, Kamis (17/09/2015).
Baca juga :Rupiah Semakin Menakutkan, Tragedi 1998 Di Depan Mata
Iajuga mengingatkan Rini agar memberikan penjelasan kepada publik terkait langkahnya tersebut.
"Langkah-langkah pengamanan terhadap fluktuasi kurs-nya seperti apa? dan syarat-syaratnya seperti apa? Saya ingatkan jangan sampai banyak persyaratan yang dititipkan dalam penyalurannya seperti penerimanya harus yang mereka setujui atau tenaga kerja harus dari mereka. Dan yang penting lagi, kehati-hatian pada saat kredit ini disalurkan ke BUMN-BUMN kita, jaminannya adalah asset-aset strategis yang dibidik untuk jadi proyek-proyek incaran mereka," tandas dia.
Selain itu, Hekal juga menyesalkan sikap Rini yang selalu mengandalkan hutang.
"Pasti kita geram dengan langkah pemerintah hobi ngumpulin utang," sindir dia.
Untuk itu, kata dia, Komisi VI akan memanggil Rini terkait kebijakannya melakukan pinjaman hutang.
"Yang pasti kita panggil untuk penjelasan dan klarifikasi. Kita ini dibuatnya enggak tahu langkah-langkah kementerian. Rasanya komunikasi harus diperbaiki biar kerja bisa optimal. Kurang pintar berkomunikasi Rini ini. Pesan saya stop dulu utang, siapa yang mau bayar,"pintanya, tegas.(iy)