Berita
Oleh Faisal Fadly pada hari Senin, 12 Okt 2015 - 16:58:27 WIB
Bagikan Berita ini :

Soal Asap Riau, Presiden Sudah Terlalu Telat

58Jokowi Kabut.jpg
Jokowi saat mengunjungi lokasi kebakaran hutan (Sumber foto : )

Pekanbaru (TeropongSenayan) - Ratusan masyarakat Riau menggelar aksi simpatik di kantor Gubernur Riau mengecam pembakaran hutan yang melanda wilayah Riau tersebut.

Dengan menyerukan #RevolusiLangitBiru, para demonstran menggelar beberapa aksi teatrikal dan tanpa orasi.

“Biar dunia tahu, bahwa Indonesia punya masalah tiap tahun yaitu asap,” kata Abeng, salah satu peserta demonstrasi yang ikut menyuarakan kepeduliannya terhadap masalah asap, Senin (12/10).

Lebih lanjut, Abeng menyatakan masyarakat Riau ingin masalah Asap ini cepat terselesaikan.

“Rakyat Riau sudah muak dengan asap yang terjadi terus-menerus,” tambahnya lagi.

Ia pun menyebutkan, pembakaran ini adalah akibat sejumlah oknum dari beberapa perusahaan-perusahaan yang ingin membuka lahan baru guna perkebunan sawit.

Baca juga :Seberapa Luas Hutan yang Terbakar di Kalbar, Ini Penampakannya

Untuk itu, ia meminta pemerintah memberikan hukuman yang berat terhadap para pembakar hutan dan juga perusahaan dibalik tragedi tersebut.

“Cabut izin perusahaan. Tindak tegas pembakar hutan. Reboisasi hutan,”

“Kami siap membantu reboisasi dengan catatan tidak ada lagi aksi pembakaran hutan,”

Presiden terlambat

Selama tragedi asap yang melanda Riau, banyak kerugian yang ditimbulkan dari kabut asap tersebut.

Kegiatan sekolah banyak diliburkan, listrik pun sering mati, masker sulit didapat dan yang paling parah adalah korban nyawa sudah berjatuhan akibat menghirup asap yang berbahay

“Presiden sudah terlalu telat datang kesini. Sudah puluhan ribu orang sudah jadi korban infeksi saluran pernafasan,” keluh Abeng. (Icl)

tag: #riau  #asap  #kabut  ##RevolusiLangitBiru  #Jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement