JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Secara umum publik menilai kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sangat mengecewakan. Hal itu terlihat dalam survei yang dirilis lembaga survei Poltracking yang menyebutkan sebesar 51,26 persen masyarakat tidak puas dengan kerja Jokowi-JK.
Anggota DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon menilai wajar jika publik tidak puas dengan perfomance Jokowi-JK lantaran berbagai kebijakannya tidak pro rakyat.
"Artinya apa, kebijakan Jokowi-JK itu liberal. Amerika sudah meninggalkan liberal, usang. Tapi kita malah menuju ketergantungan dengan asing, bukan ketergantungan dengan ekspor," kata Effendi dalam rilis survei Poltracking di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Selasa (20/10/2015).
Effendi menyoroti tingkah laku Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang kerap meminjam dana dari pihak asing.
"Menteri-menteri lain pengen kayak Rini Soemarno. Pinjem-pinjem
dari asing. BUMN ini udah nggak ada kulitnya. Habis. Dijual-jualin," tambahnya.
Lebih jauh anggota Komisi I DPR ini menyebut, Jokowi sejak dari awal menjabat Presiden terkesan menjadi penganut neo-liberal. Sehingga, dia menilai Jokowi merupakan antitesa dari Soekarno.
"Presiden secara tidak sadar menuju era yang liberal. Di mana kemudian kita menjunjung menyerahkan semuanya ke mekanisme pasar. Itu antitesa yang diajarkan Soekarno. Itu platform partai pengusungnya sendiri. Kini yang saya tarik cenderung neolib," pungkas Effendi.(yn)