JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Paket kebijakan ekonomi jilid kelima Presiden Joko Widodo dinilai belum meningkatkan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Paket kebijakan tersebut hanya mendongkrak sistem perbankan.
Kebijakan tersebut hanya mampu memasukan revaluasi aset, menghilangkan pajak berganda, dana investasi real estate, properti, dan infrastruktur serta deregulasi di bidang perbankan syariah.
"Tetap saja daya beli masyarakat masih lemah, dan itu kurang bagus karena tidak 'ces pleng'," kata Wakil Ketua DPR Agus Hermanto di gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Politikus Demokrat yang juga Ipar Susilo Bambang Yudhoyono ini menyatakanbahwakebijakan ekonomi jilid kelima itu hasil intervensi Bank Indonesia agar perekonomian Indonesia meningkat, setelah Rupiahberada pada kisaran 13.500/USD.
"Saya kira ada juga efek perbaikan sehingga rupiah menguat," tukasnya. (iy)