WASHINGTON (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyetujui untuk bergabung dengan pakta dagang bebas Trans Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP).
Bahkan, Presiden Jokowi mengaku akan mengambil resiko dalam menghadapi tentangan dari kaum nasionalis di Indonesia akibat janjinya untuk bergabung ke dalam pakta ini.
"Indonesia adalah sebuah perekonomian yang terbuka dan dengan penduduk 250 juta jiwa, kami adalah perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Indonesia berhasrat untuk bergabung dengan TPP," kata Jokowi di Ruang Oval, Gedung Putih.
Dukungan Presiden Jokowi ini dianggap sebagai kemenangan politik bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama yang memegang kendali pakta pedagangan bebas ini. Padahal, TPP sendiri mendapatkan perlawanan sengit dari Kongres yang didominasi Partai Republik dan tak didukung sepenuhnya oleh Partai Demokrat di AS.
Sementara, Obama sendiri mengatakan AS perlu membina hubungan baik dengan Jakarta.
"Jelas saya punya kepentingan sangat pribadi di Indonesia, mengingat fakta saya pernah menghabiskan waktu semasa kecil saya di sana dan punya keluarga orang Indonesia," kata Obama.
Obama melanjutkan, "Namun yang juga benar adalah kemitraan kita lebih untuk kepentingan Amerika Serikat, mengingat penduduk besar Indonesia, kepemimpinannya di kawasan, tradisi demokrasinya, fakta bahwa Indonesia adalah negara muslim terbesar dengan tradisi toleran dan moderat, serta perannya dalam pengembangan perdagangan, perniagaan dan ekonomi."
Untuk diketahui, saat ini ada 12 negara yang tergabung dalam TPP termasuk Australia, Kanada, Jepang, Meksiko, Vietnam dan Amerika Serikat, sehingga membentuk kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia. Keberadaan TPP dianggap sebagai penyeimbang semakin dominannya ekonomi Tiongkok di Asia Pasifik. (mnx/Ant)