JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Deputi Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPRR) Sunanto menegaskan, laporan dana kampanye para pasangan calon (Paslon) kepala daerah di Pilkada serentak 2015 kemaren penuh praktek manipulasi.
Menurutnya, antara data laporan dengan data kenyataan di lapangan dari biaya politik mereka jauh berbeda.
"Karena kan setiap Paslon wajib mengirimkan aktivitas, pengeluaran dana kampanye ke kepolisian yang ditembuskan ke KPU, yang terjadi adalah manipulasi dana kampanye. Umumnya mereka memperlihatkan dana kampanye yang dikeluarkan minim. Bahkan ada yang di dalam rekening dana kampanyenya hanya tertera 100 ribu saja," ujar Sunanto dalam diskusi "Dana Kampanye, Mewujudkan Pemimpin Yang Amanah" di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016).
Dijelaskan Sunanto, kondisi tersebut nyaris menjadi praktek umum yang ditunjukkan para pasangan calon kepala daerah saat Pilkada serentak 2015.
"Ketika kalah baru mengaku dana kampanyenya besar sampai bermiliar-miliar. Kalau laporan sudah manipulatif, kita khawatir ketika memimpin akan melakukan manipulasi dana yang lebih besar," ungkapnya.
Sunanto menambahkan, mayoritas mereka yang bertarung di Pilkada serentak 2015 kemaren, melaporkan dana kampanyenya hanya demi memenuhi syarat administrasi saja. Namun, kata Sunanto, tidak ada semangat dari mereka untuk lebih transparan dalam melaporkan dana kampanyenya.
Problemnya, lanjut, Sunarto, PPATK sebagai lembaga auditor akan kesulitan untuk melacak sumber dan penggunaan dana setiap pasangan calon kepala daerah tersebut.
"Rekening khusus dana kampanye itu sejak awal pelaporannya hanya menjadi prasyarat, tidak dipakai untuk transaksi untuk mengetahui adanya manipulasi arus pemasukkan dan pengeluaran dana kampanye saat pilkada kemarin. Dari penelitian yang kami lakukan untuk 9 daerah pada pilkada serentak kemaren, Rekening tertinggi pada rekening khusus dana kampanye hanya terlihat di paslon asal Semarang yang dilaporkan mencapai lebih dari Rp 2 miliar, yaitu paslon atas nama Sigit Ibnugroho Sarasprono dan Agus Sutyoso. Bahkan paslon di Tangsel, Ikhsan Modjo-Li Claudia saldo awal paling sedikit sebesar Rp 100.000," paparnya.(yn)