JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR sebagai kepanjangan tangan DPP Partai Golkar hasil Munas IX Bali menyatakan penyelenggaraan Munas di Ancol telah menyalahi konstitusi partai. Inilah pernyataan resmi kali pertama bagi FPG DPR pasca Munas Bali.
Ketua FPG DPR Ade Komaruddin berharap kepada teman-teman anggota dan kader Partai Golkar yang sudah terlanjur datang ke Ancol untuk kembali. Menurut Ade, tidak ada kata terlambat bagi mereka yang sadar dan kembali ke konstitusi partai dan kembali bergabung dengan Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie.
Menurut Ade, tidak ada hal yang tidak dapat diselesaikan secara baik-baik. Mereka yang terlibat di Ancol diminta untuk menghentikan akivitasnya. Perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan baik. "Mereka ada adalah sahabat kami. Tidak ada kata terlambat untuk segera mengehentikan," tutur Ade yang kemarin mengenakan jas warna merah bertanda gambar SOKSI. Dia juga didampingi Sekretaris FPG DPR Bambang Soesatyo.
Yang dimaksud Ade dengan teman-teman adalah bahwa mereka semua adalah para kader dan fungsionaris Partai Golkar, baik di DPP, DPD I, maupun DPD II. Teman lainnya adalah merka yang tergabung dalam FPG DPR yang pro Presidium Penyelamat Partai Golkar (P3G) yang dimotori HR Agung Laksono. Mereka adalah Zaenuddin Amali, Agun Gunanjar Sudarsa, Melchias Markus Mecheng, dan Agus Gumiwang Kartasasmita.
Ada satu nama lagi yang statusnya masih tanda tanya, yaitu Dave Akbarsyah Fikarno, anak Agung yang terpilih sebagai anggota FPG DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII. Saat pra-Munas Ancol pada Jumat (5/12/2014) malam, dia terlihat bersama ayahnya di Hotel Mercure,Ancol, tempat berlangsungnya Munas yang diagas P3G. Namun, saat acara pembukaan hingga hari ini, tak terlihat sosoknya.
Sementara itu, SOKSI (Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) adalah satu dari tiga ormas pendiri Golkar saat sebelum berubah menjadi partai politik. Ade ada adalah ketua umum SOKSI. Menjelang PIlpres, dia sempat dipecat oleh pendiri SOKSI Prof Soehardiman karena Ade mendukung Aburizal Bakrie yang mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Sedangkan Soehardiman sendiri mendukung Jokowi-JK. Belakangan, Soehardiman menyatakan bahwa dirinya tak pernah memecat Ade. Kalau pun ada suratnya, itu palsu, atau kalau pun benar, akan dicabutnya. (b)