JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Ketua Komisi VI Hafisz Tohir menuding Wakil Presiden Jusuf Kalla pernyataannya tak sesuai fakta alias bohong. Sebab, akibat melemahnya rupiah saat ini justru banyak industri yang kelimpungan produknya kalah bersaing dengan luar negeri.
"Industri kita saat ini sedang lesu akibat naiknya harga BBBM yang kemudian efek berantai menaikkan ongkos produksi sehingga industri kita menjadi tidak dapat bersaing bahkan dengan Vietnam sekalipun," cetus Hafisz pada TeropongSenayan, Kamis (18/12/2014).
Ditemui di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Hafizs yang juga politisi PAN ini menepis keterangan JK yang mengatakan menguatnya dolar AS sekaligus melemahnya rupiah menguntungkan produk ekspor Indonesia.
Hafizs menguraikan biaya produksi pada suatu industri 20 persen biaya bahan baku (impor), 20 persen upah tenaga kerja, 10-20 persen perijinan. Sisanya 50-60 persen biaya bahan bakar dan transportasi yang sudah naik sekitar 30 persen akibat kenaikan harga BBM.
"Jadi dari mana lagi kita akan bisa ekspor dengan ongkos produksi yang sudah menggunung? Saat ini sektor industri sangat terpukul dan malah mengurangi volume ekspor maupun untuk pasar domestik," papar Hafizs.
Ketua Komisi DPR yang membidangi industri ini menyayangkan dengan ucapan JK tersebut. Menurut dia, sebagai Wapres seharusnya JK menumbuhkan semangat kalangan industri dengan memberikan beragam insentif usaha yang memang ditunggu pengusaha.(ris)