JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Figur tunggal sering dianggap menjadi penghalang terciptanya demokratisasi di tubuh partai. Keberadaannya juga sering dianggap sebagai penyebab gagalnya proses kaderisasi.
Politisi PDIP Eva Kusuman Sundari menolak anggapan tersebut. Menurutnya, kuatnya pengaruh Megawati di PDI Perjuangan justru menjadi simbol pemersatu. Karena itu seluruh kader partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki tradisi untuk selalu mempertahankan Megawati sebagai ketuanya.
“Tradisi aklamasi di PDIP sudah jauh ada sejak PDIP berdiri,” kata Eva di Jakarta, Sabtu malam (3-1-2015).
Menurut Eva, ketua umum tidak menjadi ukuran mutlak dalam menakar kesuksesan kaderisasi partai politik (parpol). Meningkatkan kualitas dan reputasi kader, bagi PDIP lebih penting daripada berpolemik mengenai siapa Ketua Umum yang memimpin partainya.
Secara tegas, Eva mengatakan dirinya masih tetap ingin mempertahankan Megawati sebagai ketua umum di partainya. PDIP, lanjut Eva, tetap ingin memunculkan ratusan pemimpin muda tanpa harus mempersoalkan mengganti Ketua Umum.
“Reputasi kader PDI Perjuangan paling sukses. Banyak politisi muda bermunculan di kandang banteng. Seperti Jokowi, Ganjar, Risma, Bupati Wakatobi, Wagub DKI dan lain-lain,” sebutnya.(ss)