JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan pernyataan resmi menyikapi aksi damai bela Islam jilid II 4 November 2016 lalu.
Pernyataan sikap tersebut dibacakan langsung Ketua Umum PBNU Saiq Aqil Siroj usai menerima kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kantor PBNU, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Berikut pernyatan sikap resmi PBNU:
"Saatnya Memenuhi Rasa Keadilan Masyarakat"
Bismillahirrahmanirrahiem
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Allahumma Shalli wa Sallim 'Ala Sayyidina Muhammad
Mencermati perkembangan situasi dewasa ini, bersama ini kami tegaskan:
1.Sebagai bagian dari cara berdemokrasi yang beradab dan niat yang tulus untuk meluruskan etika kepemimpinan, Kami mengapresiasi #AksiDamai411. Karena hakikat kepemimpinan adalah teladan yang baik (uswatun hasanah). Pemimpin tidak boleh berujar kalimat-kalimat kotor yang menimbulkan kontroversi bahkan melahirkan perpecahan. Pepatah mengatakan: "Keselamatan seseorang adalah dengan menjaga lisannya".
Sekarang saatnya bagi kita untuk memperkokoh tali ukhuwah, baik ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) bahkan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan). Tidak tepat untuk menstigma bahwa #AksiDamai411 ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu. Lebih bijaksana bagi semua pihak hendaknya mengambil pelajaran dari ##AksiDamai411 tersebut.
2. Tugas aparat keamanan adalah menindak pihak-pihak yang ingin menodai niat luhur dari #AksiDamai411. Adapun mengenai kericuhan yang ditimbulkan, kami tidak yakin bahwa itu dilakukan para pengunjuk rasa #AksiDamai411. Kami justru menengarai hal itu dilakukan kelompok yang ingin merusak kemurnian dan niat suci dari tujuan gerakan Aksi Damai 4 November.
3. Menyayangkan kelambanan pemerintah dalam melakukan komunikasi politik dengan rakyatnya. Mendesak kepada pemerintah untuk segera melakukan dialog yang lebih intensif dengan seluruh lintas tokoh pemuka agama sehingga terbangun suasana kondusif.
4. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu, senantiasa membangun ukhuwah dan memperkokoh ikatan kebangsaan kita.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran yang paling berharga bagi kita sebagai bangsa agar tidak terulang di kemudian hari.
Allahu Akbar, NKRI Harga Mati.
Jakarta, 7 November 2016
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA DR. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini
Ketua Umum Sekretaris Jenderal
(yn)