JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, kehadiran Presiden Joko Widodo dalam Aksi Bela Islam III di Monumen Nasional (Monas), bisa menjadi awal yang buruk bagi tersangka penista Agama, Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kehadiran Jokowi menjadi catatan penting bahwa kedatangannya dicitrakan kali ini berada di pihak rakyat dan sebuah pertanda yang kurang bagus untuk kubu Ahok," kata Hendri, Jakarta, Senin (5/12/2016).
Menurut Hendri, aksi rakyat yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) untuk menuntut Ahok ditahan begitu luar biasa. Mereka tidak mengenal lelah. Bahkan, umat Isam rela berjalan kaki dari Ciamis demi menuntut hukum ditegakkan.
"Walaupun hukum tidak bisa diintervensi, tapi publik telah mencatatkan diri ke pemerintah bahwa mereka memperhatikan dan memantau perkembangan kasus itu," ujar Hendri.
Meski begitu, Hendri menyayangkan Jokowi yang tidak memanfaatkan kehadirannya untuk mengambil hati umat muslim pasca 411.
"Bahkan konten pidato beliau kurang dikemas mantap sehingga terkesan kemunculan sekedarnya saja," katanya. (icl)