Berita
Oleh Rida Husna pada hari Minggu, 22 Feb 2015 - 06:09:59 WIB
Bagikan Berita ini :

Stretching Experts, House Waste IDR 100 billion a Year

98DPR (IK).jpg
Gedung Kura-Kura Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (Sumber foto : Indra Kesuma/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-The House of Representatives plan to add another two experts for each of its members in the fiscal year of 2015. In fact, currently three experts has been working to help every lawmaker carrying out their legislative duties.

According to Executive Director of the Center for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi, extending new experts were wasteful, pushing the state budget to allocate more for 1120 experts dedicated to total 560 lawmakers.

"At least, the state has to provide another IDR 100 billion a year for this," he told TeropongSenayan in Jakarta at Sunday (15/2/2015).

Uchok added any extra fund for the post would not utterly benefit public. "Further, most of experts being recruited are likely aren't professionals. Seems they are nothing but families or relatives of the Parliament members themselves.

While Jokowi-JK tried to lessen unnecessary spending by slashing the allocation of official travel expenses, the House did otherwise. "Aren't they shame about it?" he said.

Based on his observations, Uchok revealed, most experts in the House usually have family ties with politician members . "If I'm not mistaken, they are even their siblings or children," he went on.

Therefore, Uchok urged stretching of new experts should be cancelled. "Besides, there's no more room for them in the Parliament office."(ss)

Tambah Tenaga Ahli, DPR Boroskan Rp. 100 Miliar Setahun

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -DPR berencana menambah lagi tenaga ahli (TA) sebanyak dua orang pada tahun anggaran 2015. Padahal selama ini seorang anggota DPR sudah mendapat jatah 3 orang tenaga ahli untuk meningkatkan kinerja kedewanan.

Menurut Direktur eksekutif Centre for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi, penambahan dua orang tenaga ahli itu hanya pemborosan angggaran negara. Masalahnya dengan penambahan 2 tenaga ahli itu, maka DPR membutuhkan sebanyak 1120 tenaga ahli untuk 560 anggota dewan.

"Setidaknya negara harus menyediakan anggaran sekitar Rp100 miliar pertahun," katanya kepada TeropongSenayan di Jakarta, Minggu (15/2/2015).

Uchok menambahkan alokasi anggaran Rp100 miliar ini tidak akan bermanfaat untuk publik sama sekali. "Apalagi , sebagian besar tenaga ahli yang akan direkrut itu kemungkinan besar bukan berasal dari orang profesional. Paling paling direkrut kerabat anggota DPR sendiri," ujarnya.

Pemerintah Jokowi-JK saja, sambung Uchok, mengurangi pemborosan anggaran dengan memangkas perjalanan dinas, tapi DPR justru memboroskan anggaran. "Apa gak malu DPR dengan cara ini," tuturnya.

Dikatakan Uchok, selama ini dari pengamatannya, sebagian besar tenaga ahli anggota dewan berasal dari kerabat atau bahkan dari para anggota DPR sendiri. "Kalau tidak salah, ada yang berstatus adik atau kakak mereka bahkan anaknya," ucapnya.

Oleh karena itu, lanjut Uchok, penambahan tenaga ahli untuk 2015 dibatalkan saja. "Apalagi penambahan tenaga ahli ini, juga tidak ada tempat atau ruang untuk tenaga ahli yang baru tersebut. (ss).

tag: #DPR  #Anggota DPR  #tenaga ahli  #uchok  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement