JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Sitem navigasi penerbangan menjadi kehkawatiran anggota Komisi V DPR. Seperti diungkapkan Abdul Hakim, saat ini beberapa bandara di daerah belum memakai standar International Civil Aviation Organization (ICAO).
Untuk itu politisi PKS ini mendesak Kementerian Perhubungan membenahi navigasi penerbangan di seluruh bandara di Indonesia. Langkah ini perlu dilakukan agar seluruh ruang udara di wilayah Indonesia terhubung dengan navigasi yang terpusat di bandara Soekarno-Hatta.
"Soal navigasi setiap wilayah harus terkonek dengan teknologi seperti yang ada di bandara Soekarno Hatta, jangan sampai ada ruang udara yang tidak terkonek seperti sekarang ini," kata Abdul Hakim kepada TeropongSenayan, Selasa (17/2/2015) saat berada di bandara Soetta, Cengkareng.
Abdul Hakim yang sedang melakukan kunjungan kerja (kunker) Panitia Kerja (Panja) keselamatan, keamanan, dan kualitas penerbangan mengungkapkan kini waktu yang tepat melakukan pembenahan navigasi. Sebab sejak musibah Air Asia QZ 8501 penerbangan Indonesia menjadi sorotan dunia.
"Ini waktu yang tepat, semenjak musibah AirAsia QZ 8501 dunia penerbangan Indonesia menjadi sorotan dunia," ujarnya. Selain itu Abdul Hakim menambahkan bahwa pembenahan navigasi penerbangan juga bertujuan memberikan jaminan keselamatan terbang bagi masyarakat pengguna moda transportasi udara.
Berdasarkan informasi yang diterima TeropongSenayan, panja Komisi V DPR akan meninjau prasarana ATC Perum LPPNPI Airnav Indonesia, sarana kantor BMKG, Basarnas, dan perizinan slot time IDSC, serta berkunjung ke rumah Prof. Dr. Ir Habibie untuk meminta masukkan.(ris)