MALUKU BARAT DAYA (TEROPONGSENAYAN) - PT Bank Negara Indonesia, Persero, Tbk (BNI) bersama 13 badan usaha milik negara [BUMN] lainnya mendapat tugas untuk membantu wilayah perbatasan. Kali ini, bantuan disalurkan kepada warga yang tinggal di Pulau Liran, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Wilayahnya itu jaraknya sekitar 18 jam perjalanan menggunakan kapal laut dari Ambon, Ibukota Maluku atau sekitar 8 jam perjalanan dengan kapal feri dari Tiakur di Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya. Pulau ini berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Pemberian bantuan itu dipimpin langsung oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno bersama sejumlah pejabat dan direksi BUMN. Acara itu juga berbarengan dengan program Pemancangan 1.000 Bendera Merah Putih oleh 14 BUMN menyambut HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebelumnya, Rini mengunjungi Ibukota Kabupaten Maluku Barat Daya, Taikur untuk transit menjelang pelayaran menuju Pulau Liran. Para pejabat yang menyertainya antara lain Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Panglima Daerah Militer [Pangdam] XVI Pattimura Mayor Jenderal TNI Doni Monardo, dan Bupati Maluku Barat Daya Barnabas Orno.
Saat memberi sambutan di Lapangan Kantor Bupati Maluku Barat Daya, Minggu (6/8/2017), Rini mengatakan, dalam membangun sebuah daerah dibutuhkan investasi kalangan BUMN. Untuk itu, kunjungan kerja dirinya selalu diikuti oleh kehadiran jajaran direksi dari BUMN. Para BUMN diharapkan tidak hanya membantu dalam bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) melainkan juga menanamkan modalnya.
"Untuk itu, kami selalu membuat program Sinergi BUMN untuk memaksimalkan peran BUMN dalam membangun daerah-daerah terjauh dan di perbatasan seperti di Kabupaten Maluku Barat Daya. Kami selalu datang bersama-sama," ujar RIni.
Sedangkan Barnabas Orno menambahkan, wilayah Maluku Barat Daya merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia. Namun dia mengingatkan, kawasan yang sangat strategis tersebut tergolong masih membutuhkan infrastruktur pelengkap agar lebih banyak menarik investasi.
Salah satu penunjang industri pariwisata di Kabupaten Maluku Barat Daya dibutuhkan investor yang bersedia membangun hotel yang memadai, terutama di Tiakur. Kabupaten ini juga membutuhkan dukungan pemerintah pusat atau BUMN terkait untuk membangun depo bahan bakar minyak (BBM) agar dapat menekan harga BBM yang saat ini mencapai Rp 30.000 per 1,5 liter atau lebih sering tak mendapat kiriman BBM.
"Kami sangat bersyukur atas kehadiran Menteri BUMN ke Maluku Barat Daya. Karena ini adalah pertama kalinya ada pejabat setingkat menteri yang berkenan berkunjung,’’ ujar Barnabas. Namun dia menyatakan, wilayahnya memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup.
Menurut dia, yang dibutuhkan saat ini adalah pembangunan infrastruktur, khususnya dalam bentuk hotel. ‘’Ini perlu karena Maluku Barat Daya ini seperti Surga yang Terlupakan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua mengatakan bahwa ada tiga kawasan yang merupakan daerah terluar di wilayah Maluku. Ketiga wilayah itu adalah Kabupaten Maluku Barat Daya (yang dekat ke Timor Leste), Maluku Tenggara yang berbatasan dekat dengan Australia, dan Kepulauan Aru yang dekat dengan Papua New Guinie.
"Sesuai dengan Nawacita Presiden, maka fokus pembangunan adalah dimulai dari daerah-daerah terluar. Selain itu, luas lautan Provinsi Maluku adalah 658.000 kilometer persegi atau 92% dari total luas Maluku. Maka perhatian semestinya diarahkan ke lautan," ujarnya.
Menjawab permintaan itu, Rini berjanji akan mengirim tim untuk membuka kemungkinan pembangunan hotel di Tiakur. "Adapun untuk DEPO karena ada kaitannya dengan APBN, maka kami upayakan untuk membuat Depo dari BUMN terlebih dahulu," ujarnya.
Rini juga mengungkapkan, BUMN juga terus mengusahakan adanya keuntungan dan dari keuntungan tersebut disisihkan untuk membantu daerah-daerah yang membutuhkan melalui CSR. Daerah terluar yang berbatasan dengan negara lain harus mendapatkan perhatian khusus karena mereka adalah ujung tombak terdepan NKRI. "Mohon dibantu doanya agar masyarakat di Pulau Liran bisa terus dibantu oleh BUMN," ujar Rini.
Dukungan BNI
Khusus bantuan yang diberikan BNI adalah buku tulis dan buku gambar masing-masing 500 paket, dilengkapi 100 paket pensil 12 warna. Paket bantuan ini belum termasuk pemberian alat musik berupa 2 perangkat tambur yang kerap digunakan sebagai pengiring tarian tradisional setempat.
Corporate Secretary BNI Kiryanto mengungkapkan, penyaluran bantuan dilaksanakan secara simbolis oleh BNI di Pulau Liran, Senin (7/8/2017). Saat bersamaan, BNI pun menyalurkan bantuan bagi Gereja Rehobot Ustutun dan Mushola Al Hidayah Ustutun, Pulau Liran. Bantuan diberikan dalam bentuk bahan bangunan untuk renovasi dan melengkapi alat pengeras suara.
BNI juga memberikan bantuan berupa hadiah untuk lomba-lomba yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia. Hadiah yang diberikan antara lain sepeda. [b]