Berita
Oleh Bara Ilyasa pada hari Senin, 02 Okt 2017 - 14:37:58 WIB
Bagikan Berita ini :

Senpi Impor Tuai Polemik, BAIS, BIN dan Polri Diminta Duduk Bareng

88JunimartGirsang-mandra-tscom.jpg
Junimart Girsang (Sumber foto : Dok/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi III DPR Junimart Girsang meminta polemik soal impor senjata api untuk Brimob segera diselesaikan.

Menurutnya, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri duduk bersama untuk menyelesaikan kisruh tersebut.

"Jangan sampai menimbulkan kekisruhan komunikasi jadi termasuk BIN, BAIS, Polri dan kementerian terkait duduk bersama dong, selesaikan itu secara baik dan cerdas sampaikan informasi yang benar kepada masyarakat," ujar Junimart Girsang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/9/2017).

Senjata impor yang diperuntukkan buat Brimob Polri itu diduga hingga saat ini belum mendapatkan rekomendasi dari BAIS TNI dan belum lolos proses kepabeanan.

Junimart melanjutkan, isu polemik senjata api itu harus segera selesaikan sebab ia khawatir akan menjadi isu politik di masyarakat.

"Masalah senjata kan masalah yang sensitif, tanpa itu pun sudah banyak senjata beredar secara ilegal di negara ini," ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

Diketahui, sebanyak 280 pucuk senjata jenis jenis Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40mm dan amunisi granatnya sebanyak 5.932 butir milik Polri tertahan di kargo Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Kepala Korps Brimob Polri, Irjen Pol Murad Ismail mengatakan, pengecekan senjata yang dilakukan BAIS, dikatakan Murad, biasanya tidak memerlukan waktu yang lama.

"Nggak lama, nggak sampai seminggu. Ini kan baru tadi malam," ujar Murad di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017) malam.(yn)

tag: #komisi-iii  #polri  #skandal-5000-pucuk-senjata  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement