JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menyayangkan pernyataan instansi pemerintah soal pembelian senjata kombatan yang berbeda-beda.
Jadi sangat wajar, kata Nasir, bila pernyataan yang berbeda-beda ini memunculkan pertanyaan dari publik maksud pembelian senjata oleh pihak kepolisian.
"Saya lihat ada beda-beda, komentar jubir Presiden berbeda, pernyatannya Rikwanto juga berbeda dengan Humas Polri, lalu Wiranto juga beda. Jadi masing-masing agak beda," kata Nasir saat dihubungi di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Bahkan, politisi asal Nangroe Aceh Darussalam ini mencium ada gelagat yang tidak sehat.
"Ada apa? Apakah ada ruang gelap yang mereka tidak masuk di situ. Saya kira ini yang perlu diperdalam," jelasnya.
Karenanya, Nasir meminta kepada Presiden Jokowi untuk turun tangan menjelaskan ke masyarakat apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalau presiden merasa panglima tertinggi ya beliau punya kewajiban untuk menyampaikan dan ini adalah hak masyarakat untuk mendapatkan informasi kesimpangsiuran ini," tuturnya.
Sampai saat ini, diakui Nasir, belum ada pernyataan resmi dari Presiden mengenai pembelian senjata oleh Kepolisian jika Jokowi menganggap masalah serius.
"Lain kalau beliau menganggapnya tidak serius," pungkasnya.(yn)