Berita
Oleh M Anwar pada hari Senin, 16 Okt 2017 - 08:03:13 WIB
Bagikan Berita ini :

Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi, Kesejahteraan Masyarakat Makin Tertinggal

92jokowi-kilasmaluku-fajar-co-5714e1198d7a61eb0923b9d4.jpg
Presiden Jokowi (Sumber foto : Dok Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Berbagai capaian sudah dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Namun diantara banyak capaian tu ada juga catatan penting yang harus diperhatikan.

Salah satu keberhasilan Jokowi adalah pesatnya pembangunan infrastruktur. Sedangkan catatannya adalah kesejahteraan masyarakat yang makin tertinggal.

Di bidang infrastruktur, bisa dibilang Jokowi sangat baik. Masyarakat dapat melihat berbagai pembangunan yang telah atau sedang berlangsung.Ini membuktikan janjinya yang akan menambah alokasi dana infrastruktur.

Pada 2017, tercatat dana infrastruktur dialokasikan sebesar Rp 387,7 triliun, lebih besar dari 2016 yang sebesar Rp 317,1 triliun. Sempat dianggap terlalu ambisius, Jokowi berhasil merealisasikan pembangunan dan memulai pemerataan di berbagai wilayah di Indonesia.

Akan tetapi, ada beberapa catatan penting terkait hal tersebut. Pertama, realisasi pembangunan tidak diikuti dengan pemenuhan target yang memuaskan. Contohnya pembangunan mass rapid transit (MRT) yang hanya akan mencapai setengahnya sampai tahun yang ditargetkan 2019 nanti. Kedua, pengalokasian dana yang mengurangi jatah bidang lainnya.

Menurut Mohammad Faisal, Direktur Penelitian CORE, biaya untuk infrastruktur yang harus dibayarkan dengan dana alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ternyata justru mengurangi dana alokasi pembangunan yang lain sehingga berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.

Misalnya, kebijakan pencabutan beberapa subsidi energi. Menurut Faisal, kebijakan yang memengaruhi aspek keadilan ekonomi belum cukup memuaskan secara akumultif dan berdampak pada daya beli walaupun untuk kalangan menengah ke atas justru naik. "Ketika infrastruktur berhasil dibangun, aspek kesejahteraan masyarakat malah agak tertinggal," jelas Faisal.

Catatan lain adalah dampak berganda yang perlu diwaspadai. Proses pengerjaan, baiknya melibatkan tenaga lokal sehingga pada waktu yang bersamaan dapat menyerap tenaga kerja yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja dan membantu daya beli masyarakat. Akan tetapi, pada kenyataannya penyerapan tenaga kerja di sektor pembangunan malah negatif selama tiga tahun masa pembangunan infrastruktur.

Faisal menambahkan, infrastruktur cukup berhasil mengejar ketertinggalan. Akan tetapi eksekusi pembangunan yang tidak terintegrasi dan mengorbankan banyak aspek lain membuat nilai lebih keberhasilan pembangunan infrastruktur ini menjadi berkurang. (aim)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement