JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Jokowi beberapa waktu lalu sempat menyentil Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya. Siti dinilai hanya menghambur-hamburkan anggaran 'jatah' Kementeriannya tanpa berbuah hasil sedikit pun.
Jokowi menyoroti program penanaman satu juta pohon Menteri Siti Nurbaya. Jokowi kecewa karena tidak melihat hasilnya. Padahal anggaran yang diberikan berjumlah triliunan rupiah.
Menanggapi hal tersebut, peneliti The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira mengakui bahwa memang terdapat permasalahan pada Kementerian yang dipimpin oleh Politisi Nasdem tersebut.
"Apakah kalau sudah tanam seribu pohon lalu masalah selesai? Kan perlu pengawasan. Jangan hanya seremonial saja," ujar Bhima kepada wartawan di Jakarta Jumat (22/12).
Kemudian, Bhima juga mengatakan, program yang diciptakan oleh Menteri Siti Nurbaya selama ini kurang efektif. Indikator keberhasilan program Menteri Siti juga harus dievaluasi.
"Ini presiden harus berani tegur bahkan copot menteri yang kurang produktif," tegas Bhima.
Dengan kondisi demikian, Bhima pun menyoroti, kebijakan perhutanan sosial yang saat ini sedang menjadi fokus KLHK. Bhima menyarankan untuk keberhasilan program tersebut KLHK jangan hanya sekedar membagi-bagikan sertifikat.
"Menteri Siti harus bisa membuat sinergis Perhutanan Sosial dengan reforma agraria. Lalu juga Menteri Siti perlu memastikan adanya pendampingan dan linkage dengan industri," pungkasnya. (icl)