JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Presidium Persatuan Pergerakan Andrianto menilai turunnya elektabilitas Jokowi dan PDIP akibat terjadinya persekusi oknum ormas tertentu kepada ulama. Penurunan elektabilitas juga terjadi pada parpol pendukung Jokowi.
"(Persekusi ulama-red ) Pastinya sangat berpengaruh (terhadap elektabilitas Jokowi dan PDIP). Namun kita sudah mahfum mengingat rezim ini kan sangat resisten dengan umat Islam,” ujar Andrianto di Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Andrianto mengatakan hal itu menanggapi hasil survey Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) yang menempatkan elektabilitas Jokowi hanya 24,38 persen dan elektabitas PDIP hanya 12,5 persen. Elektabilitas parpol pendukung Jokowi juga disalib oleh Partai Gerindra.
Andrianto juga mengungkapkan dukungan agar Jokowi menjadi Capres 2019 yang dideklarasikan Golkar, Hanura, PPP dan Nasdem tak mampu mengangkat elektabilitas Jokowi. Padahal parpol tersebut sudah bulat menjagokan Jokowi kembali dalam Pilpres 2019.
Andrianto mengatakan anjloknya elektabilitas Jokowi tak bisa lepas terjadinya persekusi terhadap ulama belakangan ini. Baik yang dialami oleh Ustadz Felix Siauw, Ustadz Bachtiar Nasir maupun lainnya. Bahkan beberapa hari lalu juga menimpa Ustadz Abdul Somad di Hong Kong, namun tidak ada pembelaan dari pemerintah.
“Boleh dibilang inilah rezim yang face to face dan sangat alergi dengan umat. Sehingga policynya sangat resisten dan alergi dengan umat," ujar Andrianto.
Lebih lanjut, Andrianto juga mengungkapkan, eskalasi persekusi terhadap ulama dan aktivis Islam dirasakan semakin meningkat. Hal itu juga dipicu oleh keluarnya Perppu Ormas. Perppu yang kemudian disahkan menjadi UU oleh DPR ini semakin menyudutkan posisi umat Islam.
“Pada akhirnya, semua itu akan berdampk pada elektabilitas Jokowi dan PDIP. Terbukti elektibilitas keduanya tidak pernah mencapai batas aman. Bahkan Jokowi sebagai incumben rata-rata diangka 30 persen, angka yang rendah. Buat PDIP juga hal yang rugi bila ketempelan terus dengan Jokowi,” katanya.
Sebelumnya, Orkestra merilis hasil survei nasional elektabilitas parpol, capres, dan kinerja pemerintah. Ketua Umum Orkestra Poempida Hidayatullah mengatakan, hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi 24,38 persen, Prabowo 21,09 persen, Gatot Nurmantyo 2,80 persen, AHY 2,1 persen, dan Anies Baswedan 2,14 persen.
Sementara itu, untuk parpol adalah Gerindra menempati posisi teratas dengan tingkat keterpilihan sebesar 15,2 persen. Posisi ini diikuti PDI Perjuangan dengan elektabilitas 12,5 persen, Partai Demokrat (7,4 persen), dan Partai Golkar (7,3 persen). Selanjutnya PKS (5,8 persen), PKB (5,4 persen), PPP (3,4 persen), PAN (3,3 persen), Partai NasDem (3,3 persen), dan Hanura (2,4 persen).(dia)