Opini
Oleh Ziyad Falahi pada hari Selasa, 02 Jan 2018 - 17:55:41 WIB
Bagikan Berita ini :

Gamzatova Matryoskha

67IMG_20171226_191129.jpg
Ziyad Falahi (Sumber foto : Istimewa )

Manisnya senyum Aina Gamzatova serasa Marsmallow membuatku ingin bermain ice skating bersama. Siapa sangka, puluhan tahun tunduk oleh keperkasaan Putin, kini balutan hijab wanita muda siap menantang Russian roulette sang incumbent di tahun anjing.

Apapun hasilnya nanti, tidak salah mulai membayangkan Aina Gamzatova akan mengalahkan Putin. Kelembutan wanita muda siap membawa Sukhoi Russia terbang menembus cakrawala membendung agresi Donald Trump yang telah melukai hati ummat muslim. Sebuah upaya mengemas citra moderatisme amat krusial bagi Russia untuk meraih dukungan muslim bermodal paras Gamzatova.

Setelah Uni Sovyet runtuh, Russia perlahan mulai membingkai kembali kedekatan hubungan dengan negara commonwealth independence state (CIS). Seperti kita ketahui, banyak negara CIS eks Sovyet yang dihuni oleh mayoritas muslim seperti Uzbekistan dan Kazakhstan. Upaya mendekati muslim tidak sulit karena Kristen orthodox Rusia juga dikenal memiliki kedekatan dengan ajaran Islam.

Melihat situasi internasional dalam kacamata traditional security, sosok dengan kapasitas militer seperti Putin kiranya lebih pantas. Namun demikian, Putin tak perlu khawatir karena telah melakukan institusionalisasi politik. Terbukti pada era Dimitry Medvedev, Putin masih memiliki pengaruh besar sehingga terpilih kembali pada pemilihan berikutnya.

Jangan jangan sandiwara ini terulang kembali. Gamzatova tak ubahnya boneka mini (matryoskha) yang lebih sempurna dari Medvedev. Sebuah kado awal tahun yang diprediksi mampu menyita perhatian dunia selama ber bulan bulan. Tapi ingat, kita belum tahu apa isi dari kado Matryoskha tersebut.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

GOLKAR: Dari Mesin Orde Baru Menuju Dinamika Demokrasi Modern

Oleh Ariady Achmad,Aleg Fpg 1997-2004
pada hari Minggu, 06 Jul 2025
Partai Golongan Karya, atau yang akrab disebut Golkar, merupakan salah satu entitas politik paling berpengaruh dalam sejarah Republik Indonesia. Dari awal berdirinya hingga saat ini, Golkar telah ...
Opini

Kembali ke UUD 1945: Refleksi atas Dekrit 5 Juli 1959 dalam Konteks Demokrasi Kontemporer

Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang menandai titik balik perjalanan konstitusional Indonesia: Dekrit Presiden tentang Kembali ke UUD 1945. Dekrit ini, yang menandai ...