JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Ali Taher Parasong geram dengan peryataan Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir yang meminta Amien Rais segera pensiun dari kancah politik.
"Itu kan Pak Inas nggak ngerti masalah. Pak Amien sampaikan itu kan sebagai akademisi, seorang tokoh reformasi, seorang mubaligh, dalam perspektif membandingkan jangan sampai ada perilaku seperti itu," kata Ali Taher di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Menurut Ketua Komisi VIII DPR RI, apa yang disampaikan Amien Rais sudah sesuai fakta bukan berbicara sembarang. Dirinya juga tidak menerima ucapan Inas yang menyebut mantan Ketua Umum PAN itu sebagai 'comberan'.
"Saya kira itu berlebihan juga. Yang comberan itu siapa? Pak Amien tokoh reformasi loh. Pak Amien tokoh reformasi. Belum ada yang lain-lain, siapa berani zaman Orde Baru melawan kekuasaan otoritarianisme? Pak Amien. Semua diam kok. Sekarang begitu orang ramai-ramai bicara reformasi demorkasi ketika Pak Amien sendirian mendapat ancaman kiri-kanan. Sekarang yang ngomong comberan itulah yang nggak ngerti. Kotoran dia itu," ucap Taher dengan nada tinggi.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menyarankan agar mantan Ketua Umum PAN Amien Rais segera pensiun dari dunia politik. Pasalnya, Amien kerap melontarkan kata-kata yang membuat gaduh.
"Saran saya kepada Amien Rais adalah segera saja pensiun dari dunia politik agar tidak selalu membuat gaduh perpolitikan di Indonesia," kata Inas saat dihubungi, Senin (16/4/2018).
Inas juga menilai adanya laporan yang dilakukan kelompok masyarakat atas ucapan Amien itu. Ia melihat ucapan Amien itu memang harus dipertangungjawabkan.
"Demokrasi itu bukan bebas semau gue, tapi harus ada tanggung jawab didalamnya," katanya.
Ia juga menilai ucapan mantan Ketua MPR ini tidak ada kaitanya dengan kebebasan berpendapat dimuka umum.
"Ucapan Amin Rais tentang Partai setan tidak ada kaitannya dengan demokrasi, melainkan hanya tingkah laku politikus comberan yang seenak udelnya saja, dan hal ini tidak boleh terjadi di Indonesia," tandasnya.(yn)