JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai Joko Widodo telah salah strategi dengan memilih Maruf Amin sebagai pendampingnya pada pilpres 2019.
Pasalnya, keputusan Jokowi mengerucut pada politik identitas yang berpotensi kepada konflik horizontal, khususnya umat muslim.
"Jokowi terjebak dalam strategi kompetisi yang mengutamakan kemenangan saat ini. Memang tidak ada yang melarang, boleh saja bahkan dari pihak Jokowi sudah menyakini bahwa politik edentitas itu tidak digunakan walaupun kita sulit sekali karena apapun itu seorang Maruf Amin seorang ulama," kata Hendri Satrio saat dihubungi, Sabtu (11/8/2018).
Hendri melihat hal ini akan menguntungkan penantang Jokowi yaitu Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno yang tidak menggunakan politik identitas.
"Tapi saya yakin di Prabowo itu justru tidak ada sosok ulama, ini bisa dibolak-balik karena Jokowi memakai politik edentitas merugikan Jokowi sendiri," katanya.
Dia menyarankan agar sembilan parpol pendukung Jokowi tidak mengunakan politik identitas dalam berkampanye.
Hendri juga melihat partai pendukung Jokowi yang diisi oleh 9 partai tidak suka dengan politik identitas.
"Orang-orang yang tidak suka dengan politik identitas itu kan sebetulnya ada di kubu Jokowi. Kalau Jokowi memakai politik identitas ini akan mengurangi suara pendukung Jokowi. Kalau politik identitas ini dimainkan bukan sebuah strategi pemenangan yang bagus, malah akan mengurangai, tapi dengan kehadiran Maruf Amin akan mengunci kubu oposisi tidak bisa main isu agama, itu saja sebenarnya keuntungannya," papar dia. (plt)