JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Beredar video anak-anak teriak ganti presiden. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto meminta hal itu diusut.
"Itu tidak bisa dibenarkan. Itu juga tentu melanggar Undang-Undang Pemilu juga, makanya Bawaslu juga perlu turun tangan ya. Tapi juga dilihat apakah itu murni betul atau tidak," kata Kak Seto di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018).
Seto meminta kasus tersebut benar-benar diselidiki. Pasalnya, jika terbukti anak diperalat untuk kepentingan politik, hal itu juga melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.
"Atau diperalat, memperalat Pramuka misalnya, atau siapa tahu ada dubbing yang teriaknya 'semangat belajar!' dan sebagainya tiba-tiba diisinya 'ganti presiden'. Misalnya gitu. Jadi perlu diselidiki betul," beber dia.
Seto juga menyoroti maraknya pelibatan anak untuk kepentingan politik, seperti kasus anak teriak ganti presiden dan juga kasus dugaan doktrinasi yang dilakukan guru Nelty Khairiyah di SMAN 87 Jakarta. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran anak-anak dianggap sasaran yang mudah untuk dipengaruhi.
"Karena anak-anak yang paling mudah dieksploitasi atau dipengaruhi, diperalat. Jadi misalnya karena takut, karena nurut, mungkin mudah dibujuk rayu dan sebagainya," kata Seto.
"Ya memang yg paling mudah gitu, massa yang banyak, dan ini mungkin nanti juga akan menyampaikan kepada orang tuanya, kepada pamannya, kakek neneknya yang punya hak pilih dan sebagainya. Jadi itu tadi, itu memperalat anak-anak, itu sebenarnya melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak," imbuhnya.
Ia meminta agar proses penyelidikan yang berlangsung tidak menganggu anak-anak yang belajar. Menurutnya, penting bagi anak untuk merasa terlindungi.
"Jadi bahwa masalah-masalah hukum ini jangan dilakukan secara kepentingan yang terbesar, tetapi yang penting bagi anak terlindungi. Apalagi ini kelas 3 (SMA), sudah mau ujian, kalau penuh dengan konflik, penuh dengan pro kontra, penuh dengan kecurigaan, akhirnya tidak bisa fokus," ujarnya.
Sebelumnya, dalam video yang viral di media sosial itu tampak beberapa orang dewasa. Salah satunya memimpin untuk memberikan aba-aba. Awalnya ia meminta anak-anak ini meneriakkan takbir ke hadapan kamera. Kemudian pria tersebut mulai meneriakkan soal '2019 ganti presiden'.
"2019...," teriak pria itu memberi aba-aba.
"Ganti presiden," balas anak-anak yang memakai baju Pramuka.