JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir meminta Pemerintah diminta memprioritaskan pembangunan, pengembangan dan peningkatan industri manufaktur, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Dengan begitu, maka volatilitas ekonomi Indonesia tidak akan terganggu meski ada tekanan ekonomi global. Oleh karena itu, pemerintah harus merubah arah politik kebijakan pembangunan perekonomian rakyat.
"Ke depan industri manufatur yang harus kita perkuat, supaya kita dalam tekan ekonomi global sekuat apapun kita bisa kuat berdiri diatas telapak kaki kita sendiri," kata Hafisz di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyatakan, bahwa pertumbuhan Indonesia pada akhir tahun ini agak tertekan, dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Komisi XI DPR RI berharap partumbuhan ekonomi bisa tumbuh 5,3 persen atau minimal 5,18 persen pada 2019 mendatang.
"Kita harus ubah itu, harus di manufaktur. Dulu kita jualan CPO, ke depan kita harus jualan industri kosmetik. Dulu kita jualan getah karet, ke depan kita harus ubah jadi aspal atau kita jual dalam bentuk bahan-bahan jadi yang sudah diproduksi," jelasnya.
"Sehingga tidak lagi kita mengandalkan pada raw material dan tenaga kerja kita terserap di situ," tambahnya. (ahm)